
Sudah Tembus Rp 14.400/US$, Rupiah Masih Sulit untuk Menguat
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
14 May 2019 07:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Tampaknya mata uang Merah Putih, rupiah, akan melemah (lagi) pada perdagangan hari ini, Selasa (14/5/2019).
Hal itu terindikasi dari pergerakan kurs rupiah di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) yang diperdagangkan di luar negeri. Pada pasar NDF kurs rupiah melemah di semua periode dibanding posisi penutupan perdagangan Senin (13/5/2019). Bahkan pelemahan rupiah kali ini bisa dibilang cukup besar.
Sebagai informasi, pergerakan kurs rupiah di pasar spot, biasanya akan searah dengan pasar NDF. Hanya ada sedikit kasus di mana rupiah dapat melawan arah NDF meski hal itu bukan berarti mustahil.
Sumber: Refinitiv
Setelah pada hari Jumat (10/3/2019), AS secara resmi menaikkan bea impor produk-produk China menjadi 25% (dari yang semula (10%), kini giliran China melakukan serangan balasan.
China meluncurkan pukulan balasan terhadap AS dengan mengatakan akan menaikkan bea impor terhadap berbagai produk Negeri Paman Sam senilai US$60 miliar hingga 25% dari 5% hingga 10% saat ini pada 1 Juni mendatang.
China memang mengimpor lebih sedikit produk AS sehingga sasaran pembalasan bea masuknya pun menjadi lebih kecil.
Dengan begini resmi sudah aksi lempar tarif impor berkecamuk, seperti yang terjadi pada tahun lalu (2018). Membuat investor punya potensi untuk kembali main aman hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/prm) Next Article Rupiah Pekan Ini Menguat Lawan Dolar AS, tapi Tak Juara
Hal itu terindikasi dari pergerakan kurs rupiah di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) yang diperdagangkan di luar negeri. Pada pasar NDF kurs rupiah melemah di semua periode dibanding posisi penutupan perdagangan Senin (13/5/2019). Bahkan pelemahan rupiah kali ini bisa dibilang cukup besar.
Sebagai informasi, pergerakan kurs rupiah di pasar spot, biasanya akan searah dengan pasar NDF. Hanya ada sedikit kasus di mana rupiah dapat melawan arah NDF meski hal itu bukan berarti mustahil.
Periode | Kurs 13 Mei 2019 15:57 WIB | Kurs 14 Mei 2019 07:04 WIB |
1 Pekan | Rp 14.503,8 | Rp 14.539,5 |
1 Bulan | Rp 14.606,8 | Rp 14.642,5 |
2 Bulan | Rp 14.707,8 | Rp 14.738,5 |
3 Bulan | Rp 14.801,8 | Rp 14.842,5 |
6 Bulan | Rp 15.009,3 | Rp 15.045 |
9 Bulan | Rp 15.227,8 | Rp 15.232,5 |
1 Tahun | Rp 15.426,8 | Rp 15.450 |
2 Tahun | Rp 16.085 | Rp 16.202,6 |
Setelah pada hari Jumat (10/3/2019), AS secara resmi menaikkan bea impor produk-produk China menjadi 25% (dari yang semula (10%), kini giliran China melakukan serangan balasan.
China meluncurkan pukulan balasan terhadap AS dengan mengatakan akan menaikkan bea impor terhadap berbagai produk Negeri Paman Sam senilai US$60 miliar hingga 25% dari 5% hingga 10% saat ini pada 1 Juni mendatang.
China memang mengimpor lebih sedikit produk AS sehingga sasaran pembalasan bea masuknya pun menjadi lebih kecil.
Dengan begini resmi sudah aksi lempar tarif impor berkecamuk, seperti yang terjadi pada tahun lalu (2018). Membuat investor punya potensi untuk kembali main aman hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/prm) Next Article Rupiah Pekan Ini Menguat Lawan Dolar AS, tapi Tak Juara
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular