
Breaking! Rupiah Dibuka Tertekan, Dolar Tembus Rp16.200 Lagi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali tertekan akibat indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang kembali melambung setelah data pasar tenaga kerja AS keluar lebih kuat daripada perkiraan.
Melansir data Refinitiv, pada pembukaan pasar hari ini, Senin (10/6/2024) mata uang Garuda langsung anjlok 0,46% menuju Rp16.265/US$. Depresiasi ini menghapus penguatan rupiah pada sepanjang pekan lalu yang berakhir di zona positif sebesar 0,34%.
Rupiah yang melemah ini ditengarai oleh indeks dolar AS (DXY) yang kembali melambung menembus 105. DXY menguat lantaran data pasar tenaga kerja AS yang keluar lebih kuat dari perkiraan. Departemen Ketenagakerjaan AS pada Jumat malam (7/6/2024) mengumumkan data pekerjaan tercatat di luar pertanian melonjak ke 272.000 pekerjaan pada Mei 2024.
Angka tersebut lebih tinggi dari konsensus yang hanya proyeksi naik ke 185.000 dari 175.000 pekerjaan pada April. Sementara untuk tingkat pengangguran naik tipis menjadi 4%.
Rupiah masih potensi bergerak volatile karena ada dua agenda penting pekan ini yakni inflasi Amerika Serikat (AS) dan rapat bank sentral The Federal Reserve (The Fed).
Pekan ini, tepatnya pada Rabu malam (12/6/2024), AS akan merilis data inflasi periode Mei 2024.Saat ini konsensus memperkirakan headline inflation akan stabil di 3,4% yoy dan inflasi inti akan melandai ke 3,5% yoy.
Jika data inflasi keluar meleset dari perkiraan, kemungkinan terburuk akan berujung pada kebijakan ketat bank sentral AS masih akan dipertahankan lebih lama dari perkiraan. Pasar kini semakin pesimis jika pada tahun ini tidak akan ada pemangkasan suku bunga.
Menurut perhitungan perangkat CME FedWatch Tool, pada pertemuan pekan ini yang akan berlangsung sehari setelah rilis inflasi sudah 97,8% peluang mempertahankan suku bunga. Sementara pemangkasan suku bunga pada September kian menyusut menjadi 46,6%, padahal pada akhir pekan lalu masih di atas 50%.
Sebagai catatan, pada Kamis dini hari waktu Indonesia (13/6/2024), The Fed akan mengumumkan kebijakan suku bunga.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed kini sudah semakin mundur dari perkiraan. Jika pada pertemuan terdekat ini nada the Fed masih hawkish,maka gejolak di pasar keuangan, terutama di risk asset kemungkinan besar masih berlanjut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Rupiah Banyak Cobaan Hari Ini, Tekanan Dolar Bisa Meningkat