Musim Laporan Keuangan Tiba, Mampukah Rupiah Lanjut Menguat?

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
24 July 2024 08:15
Petugas menghitung uang  dolar di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Blok M, Jakarta, Senin, (7/11/ 2022)
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah mulai menguat tipis setelah tiga hari terpuruk. Musim laporan keuangan sejumlah emiten besar akan segera tiba, harapannya bisa menarik dana masuk yang membuat pasar keuangan kembali bergairah.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat tipis 0,06% di angka Rp16.205/US$ kemarin, Selasa (23/7/2024). Hal ini mematahkan tren pelemahan terjadi pada rupiah selama tiga hari beruntun.

Nilai tukar rupiah sedikit mengalami apresiasi kemarin di tengah ketidakpastian global yang cenderung berkurang.

"Fakta bahwa Biden mendukung Kamala Harris mengurangi ketidakpastian. Mungkin ada sedikit penurunan perdagangan karena Wakil Presiden Harris dianggap memiliki peluang menang yang sedikit lebih baik," kata Jay Hatfield, CEO di Infrastructure Capital Advisors, dikutip dari CNBC International.

Selain itu, mundurnya Biden dari kontestasi pencalonan telah membuat sejumlah investor buka suara. Ekonom bank Swiss UBS menyebut bila Harris dicalonkan, maka pelaku pasar akan melihat keberlanjutan dari program Biden.

Selain itu, sentimen bank sentral AS (The Fed) yang diperkirakan pasar akan memangkas suku bunganya pada September 2024 ini dinilai pasar mampu mengurangi tekanan terhadap rupiah.

Sementar4a itu, pada hari ini, pelaku pasar perlu mencermati beberapa sentimen, terutama terkait dengan dimulainya rilisnya kinerja keuangan emiten di kuartal II-2024 di AS dan semester I-2024 di dalam negeri.

Dari dalam negeri, dua emiten besar yang tentunya memiliki kapitalisasi pasar besar (big cap) akan memulai merilis kinerja keuangannya pada semester I-2024. Adapun emiten tersebut yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Teknikal Rupiah

Secara teknikal dalam basis waktu per jam, pergerakan rupiah berbalik sideways. Support terdekat atau potensi penguatan bisa ke Rp16.150/US$ yang diambil dari low candle intraday 18 Juli 2024.

Sementara itu, untuk antisipasi pelemahan lanjutan bisa cermati Rp16.225/US$ yang diambil dari high candle intraday 22 Juli 2024, sekaligus berdekatan dengan garis rata-rata selama 200 jam atau MA200.

Pergerakan rupiah melawan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH


(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Rupiah Banyak Cobaan Hari Ini, Tekanan Dolar Bisa Meningkat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular