
Kinerja Q1 XL Axiata Paling Yahud, Tapi Telkom Tetap Penguasa
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
13 May 2019 13:40

Di lain pihak, jika dievaluasi dari kinerja bottom line atau laba perusahaan pada kuartal I-2019, FREN menorehkan kinerja terburuk dengan mencatatkan kerugian hingga Rp 424,66 miliar. Perolehan kerugian tersebut lebih kecil dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yang tercatat rugi Rp 684,99 miliar.
FREN tidak memiliki ruang yang cukup untuk mencatatkan keuntungan karena total beban usaha perusahaan saja mencapai Rp 2,12 triliun, dimana Rp 714,01 miliar lebih besar dibandingkan dengan total penjualan perusahaan.
Nah, berbeda dengan FREN, meskipun ISAT juga mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 292,51 miliar, akan tetapi perusahaan masih mampu mengantongi laba usaha senilai Rp 237,51 miliar. Laba usaha ISAT tertekan karena biaya bunga pinjaman dan biaya keuangan atas liabilitas sewa ISAT naik signifikan.
Lebih lanjut, emiten telekomunikasi dengan performa laba terbaik dicapai oleh EXCL. Hal ini disebabkan pada 3 bulan pertama tahun ini, laba bersih EXCL meroket 270,59% secara tahunan menjadi menjadi Rp 57,19 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 15,43 miliar.
Perusahaan mampu memberikan ruang untuk pertumbuhan kinerja bottom line dari tertekannya biaya pada beberapa pos beban usaha seperti beban penjualan, beban interkoneksi, dan beban penyusutan (amortisasi).
Sementara itu, laba TLKM pada kuartal pertama tahun ini juga mampu tumbuh positif dengan naik 8,55% YoY menjadi Rp 6,22 triliun. Semoga pertumbuhan positif kuartal I bertahan hingga akhir tahun. Pasalnya, sepanjang tahun lalu laba bersih TLKM anjlok 18,57% YoY menjadi Rp 18,03 triliun dari tahun 2017 yang tercatat Rp 22,14 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/dwa)
FREN tidak memiliki ruang yang cukup untuk mencatatkan keuntungan karena total beban usaha perusahaan saja mencapai Rp 2,12 triliun, dimana Rp 714,01 miliar lebih besar dibandingkan dengan total penjualan perusahaan.
Lebih lanjut, emiten telekomunikasi dengan performa laba terbaik dicapai oleh EXCL. Hal ini disebabkan pada 3 bulan pertama tahun ini, laba bersih EXCL meroket 270,59% secara tahunan menjadi menjadi Rp 57,19 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 15,43 miliar.
Perusahaan mampu memberikan ruang untuk pertumbuhan kinerja bottom line dari tertekannya biaya pada beberapa pos beban usaha seperti beban penjualan, beban interkoneksi, dan beban penyusutan (amortisasi).
Sementara itu, laba TLKM pada kuartal pertama tahun ini juga mampu tumbuh positif dengan naik 8,55% YoY menjadi Rp 6,22 triliun. Semoga pertumbuhan positif kuartal I bertahan hingga akhir tahun. Pasalnya, sepanjang tahun lalu laba bersih TLKM anjlok 18,57% YoY menjadi Rp 18,03 triliun dari tahun 2017 yang tercatat Rp 22,14 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/dwa)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular