Kinerja Q1 XL Axiata Paling Yahud, Tapi Telkom Tetap Penguasa

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
13 May 2019 13:40
Kinerja Q1 XL Axiata Paling Yahud, Tapi Telkom Tetap Penguasa
Foto: Doc. Tower Bersama
Jakarta, CNBC Indonesia - Para pemain di industri telekomunikasi tanah air telah merilis laporan keuangan periode kuartal pertama tahun ini. Dua perusahaan membukukan 'rapor biru' sementara dua sisanya mencatat 'rapor merah'.

Perusahaan yang mencatatkan keuntungan adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL). Sementara itu, yang mengalami kerugian adalah PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN).

Uniknya, jika ditilik kinerja top line atau pos penjualan, semua emiten tersebut mencatat pertumbuhan positif. Dimana laju pertumbuhan omzet tertinggi diraih oleh FREN, sedangkan nilai omzet terbesar dibukukan oleh TLKM.



FREN menjadi satu-satunya emiten telekomunikasi yang mencatatkan pertumbuhan dua digit di kuartal I-2019. Total pendapatan anak usaha Grup Sinarmas tersebut naik 17% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 1,41 triliun dari Rp 1,21 triliun di kuartal I-2018. Peningkatan ini disokong oleh pertumbuhan pada segmen data dan jasa interkoneksi.

Selain itu, jika dilihat dari sisi besaran omzet, emiten pelat merah masih menjuarai klasemen. TLKM membuktikan dirinya sebagai market leader dengan mengantongi total pendapatan terbesar mencapai Rp 34,84 triliun, naik 7,72% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 32,34 triliun.

Sama halnya dengan FREN, pertumbuhan omzet TLKM juga disokong dari meningkatnya capaian penjualan segmen data yang naik 30,2% YoY menjadi Rp 13,05 triliun. Hal serupa juga terjadi pada ISAT dan EXCL, dimana faktor utama pendorong peningkatan pos pendapatan adalah penjualan dari segmen data.



Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa hanya TLKM yang memiliki proporsi pendapatan data kurang dari 50%, yaitu hanya sekitar 37,45%. Hal ini dikarenakan, anak usaha TLKM, yaitu PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) masih sangat bergantung dari pemasukan layanan SMS dan Telepon.

Sementara itu, FREN memiliki porsi pendapatan data mencapai 94,78%, diikuti EXCL senilai 73,74%, dan ISAT mencapai 57,27%.

LANJUT KE HALAMAN DUA Di lain pihak, jika dievaluasi dari kinerja bottom line atau laba perusahaan pada kuartal I-2019, FREN menorehkan kinerja terburuk dengan mencatatkan kerugian hingga Rp 424,66 miliar. Perolehan kerugian tersebut lebih kecil dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yang tercatat rugi Rp 684,99 miliar.

FREN tidak memiliki ruang yang cukup untuk mencatatkan keuntungan karena total beban usaha perusahaan saja mencapai Rp 2,12 triliun, dimana Rp 714,01 miliar lebih besar dibandingkan dengan total penjualan perusahaan.



Nah, berbeda dengan FREN, meskipun ISAT juga mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 292,51 miliar, akan tetapi perusahaan masih mampu mengantongi laba usaha senilai Rp 237,51 miliar. Laba usaha ISAT tertekan karena biaya bunga pinjaman dan biaya keuangan atas liabilitas sewa ISAT naik signifikan.

Lebih lanjut, emiten telekomunikasi dengan performa laba terbaik dicapai oleh EXCL. Hal ini disebabkan pada 3 bulan pertama tahun ini, laba bersih EXCL meroket 270,59% secara tahunan menjadi menjadi Rp 57,19 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 15,43 miliar.

Perusahaan mampu memberikan ruang untuk pertumbuhan kinerja bottom line dari tertekannya biaya pada beberapa pos beban usaha seperti beban penjualan, beban interkoneksi, dan beban penyusutan (amortisasi).

Sementara itu, laba TLKM pada kuartal pertama tahun ini juga mampu tumbuh positif dengan naik 8,55% YoY menjadi Rp 6,22 triliun. Semoga pertumbuhan positif kuartal I bertahan hingga akhir tahun. Pasalnya, sepanjang tahun lalu laba bersih TLKM anjlok 18,57% YoY menjadi Rp 18,03 triliun dari tahun 2017 yang tercatat Rp 22,14 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Di Depan DPR, Bos Telko RI Curhat Tantangan Bisnis New Normal

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular