Wow! Telkom Unggul dari Beberapa Perusahaan Telko Asia

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
22 August 2019 10:28
Akan tetapi, TLKM berhasil menjadi satu-satunya perusahaan dengan rating headroom yang tinggi.
Foto: REUTERS/Beawiharta
Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga pemeringkat global, Fitch Ratings (Fitch), kemarin (21/8/2019) baru saja merilis laporan terkait 12 pemain raksasa telekomunikasi dengan peringkat layak investasi (investment grade) di kawasan Asia Pasifik, termasuk operator lokal PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Indosat Tbk (ISAT).

Dalam laporannya, Fitch menuliskan bahwa dalam 12 bulan terakhir mayoritas rating headroom perusahaan telekomunikasi mengalami koreksi (downgrade) dikarenakan belanja modal yang besar, dan tingginya distribusi dividen kepada pemegang saham.

Akan tetapi, TLKM berhasil menjadi satu-satunya perusahaan dengan rating headroom yang tinggi. Sedangkan, ISAT berada di peringkat terendah karena tingkat utang perusahaan memicu penurunan peringkat.

Telkom mampu mengungguli, tidak hanya pemain lokal, tapi juga pemain asing seperti Singapore Telecomunication Limited (Singtel), SK Telecom Co Ltd (SKT), KT Corporation, dan Globe Telecom Inc.

Sebagai informasi, rating headroom mengukur seberapa banyak ruang yang dimiliki perusahaan sebelum akhirnya mencapai titik penurunan peringkat. Jadi, semakin tinggi rating headroom, semakin kecil peluang penurunan peringkat utang perusahaan.

Meskipun demikian, Fitch menegaskan bahwa peringkat utang TLKM dibatasi oleh hubungan kuat dengan pemerintah karena status perusahaan sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Alhasil, peringkat utang perusahaan dan afiliasinya berada di level BBB, se-level dengan peringkat utang Indonesia.

Akan tetapi, perusahaan pelat merah satu ini menikmati prospek pertumbuhan yang cukup besar karena tingginya dominasi pada pasar domestik untuk layanan telepon rumah (fixed line) dan telepon genggam (selular). Hal ini mengakibatkan EXCL dan ISAT diperkirakan hanya memiliki kurang dari 20% pangsa pasar industri telekomunikasi Indonesia.

Sementara itu, dua pemain telekomunikasi lainnya, yakni ECXL dan ISAT bersaing ketat untuk memperebutkan posisi runner-up.

EXCL berhasil menyalip posisi kedua dengan sedikit lebih unggul dari ISAT dari sisi pemasukan lini usaha mobile dan tingkat utang yang lebih rendah.

Belum lama ini, Fitch menurunkan peringkat utang ISAT karena pemulihan EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) yang lebih lambat dari ekspektasi.

Belum lagi, ISAT tercatat menganggarkan anggaran belanja modal yang cukup tinggi, yakni mencapai Rp 10 triliun, dari sebelumnya hanya Rp 6 triliun.

Lebih lanjut, TLKM sebagai petahana di industri telekomunikasi Tanah Air tidak hanya unggul dari sisi peringkat utang dan daya saing, tetapi juga dari sisi teknologi dan infrastruktur serta profitabilitas

TLKM unggul di sisi teknologi dan infrastruktur karena memiliki kualitas jaringan dan jangkauan yang baik, dimana hal tersebut dapat dilihat dari dominasi perusahaan di luar pulau Jawa.

Sementara itu, ISAT kembali dikalahkan EXCL karena jaringannya yang lebih banyak fokus pada perkotaan dan provinsi dengan PDB tinggi. ISAT juga diketahui tertinggal dalam infrastruktur jaringan 4G karena kecilnya jumlah basis stasiun 4G perusahaan.

Di lain pihak, dari sisi profitabilitas TLKM unggul dengan perolehan laba bersih terbesar yang hingga akhir Juni 2019 tercatat mengantongi keuntungan sebesar Rp 11,08 triliun, disusul oleh EXCL dengan laba senilai Rp 282,4 miliar. Sayangnya, ISAT masih mencatatkan rapor merah karena merugi Rp 331,9 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Live! Ungkap Rencana Indosat Setelah Jual 3.100 Tower

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular