Lokal Net Sell, Asing Malah Borong Saham TLKM & BMRI

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
21 August 2019 10:52
Investor asing pada Rabu pagi ini (21/8/2019) memborong dua saham perusahaan BUMN.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing pada Rabu pagi ini (21/8/2019) memborong dua saham perusahaan BUMN pada saat investor domestik menjual kepemilikan dua saham tersebut.

Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) paling banyak diborong asing pagi ini. Nilai beli bersih (net buy) tercatat mencapai Rp 30,79 miliar.

Namun harga saham Telkom saat yang bersamaan terkoreksi 0,45% ke level Rp 4.450/saham. Secara year to date atau tahun berjalan, saham operator telekomunikasi terbesar di Indonesia ini naik 18,93%. Year to date, asing sudah masuk saham Telkom sebanyak Rp 4,48 triliun.


Setelah saham Telkom, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga jadi buruan investor asing. Net buy pada saham BMRI mencapai Rp 28,14 miliar.

Sama dengan saham Telkom, saham BMRI juga sedang mengalami koreksi 0,68% ke level Rp 7.325/saham. Year to date, saham BMRI ternyata masih terkoreksi 1,02%.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedang terpuruk di mana terjadi koreksi 0,24% ke level 6.280,48 pada perdagangan sesi I ini.

Aksi profit taking tampaknya sedang melanda pasar saham domestik.

Hubungan AS-China yang masih adem di bidang perdagangan sukses memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning.

Pada hari Senin (19/8/2019) waktu setempat, AS mengumumkan perpanjangan atas izin sementara yang diberikan kepada Huawei untuk membeli beberapa komponen dari produsen asal AS. Perpanjangan tersebut diberikan selama 90 hari.

Seperti yang diketahui, pada bulan Mei, Presiden AS Donald Trump mendeklarasikan kondisi darurat nasional di sektor teknologi melalui sebuah perintah eksekutif. Dengan aturan itu, Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross menjadi memiliki wewenang untuk memblokir transaksi dalam bidang teknologi informasi atau komunikasi yang menimbulkan risiko bagi keamanan nasional AS.

Bersamaan kebijakan ini, Huawei Technologies dan 70 entitas terafiliasi dimasukkan ke dalam daftar perusahaan yang dilarang membeli perangkat dan komponen dari perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah.

Tak lama berselang, pemerintah AS memberikan kelonggaran bagi Huawei untuk membeli beberapa komponen asal AS, sebuah langkah yang dimaksudkan untuk meminimalisir dampak yang dirasakan konsumen AS.

Kini, AS kembali melunak dengan memperpanjang kelonggaran yang mereka berikan kepada Huawei. Padahal pada akhir pekan, Trump memberi sinyal bahwa pelonggaran kepada Huawei tak akan diperpanjang.

Kala perang dagang antardua negara dengan nilai perekonomian dunia tak lagi tereskalasi, maka perekonomian global bisa dipacu untuk melaju di level yang relatif tinggi.


(hps/tas) Next Article Sempat Dikrititk Erick, Market Cap Telkom Salip Mandiri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular