Resesi Masih Menghantui, Fed Pangkas Suku Bunga 5 Kali Lagi?

Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
21 August 2019 10:25
The Federal Reserve AS akan pangkas suku bunga sebanyak lima kali lagi
Foto: Infografis/Testimoni bos the fed lambungkan bursa wall street/Aristra Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Masih rentannya ekonomi AS membuat analis percaya The Federal Reserve AS akan memangkas suku bunga sebanyak lima kali lagi pada hingga April 2020. Sebelumnya dalam serial tweetnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta Fed memangkas lagi suku bunganya 100 basis poin (bps).

Fed telah memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada Juli, tetapi Ketua Jerome Powell menyatakan bahwa pemangkasan itu hanyalah "midcycle adjustment" yang membuat saham anjlok. Para investor berharap akan ada pelonggaran lebih lanjut dalam waktu dekat.

Pemangkasan tersebut dilakukan Powell melalui tiga pertimbangan yaitu ketidakpastian perdagangan yang lebih tinggi, pertumbuhan global yang lebih lambat dan inflasi yang tetap di bawah 2%. Namun, sejak pertemuan itu, perang dagang AS-China semakin meningkat dan sentimen pasar menunjukkan kekhawatiran lebih jauh.


Terlepas dari komentar Powell, analis Danske Bank yang dipimpin oleh Mikael Olai Milhoj percaya, bahwa The Fed akan bergerak dengan pemangkasan sebesar 25 bsp pada masing-masing pertemuan berikutnya. Ia menargetkan penurunan suku bunga bisa terjadi di pertemuan Maret 2020 nanti sekitar 0,75-1,00%.

"Indikator ekonomi di luar AS lemah, dengan data China yang lebih lemah dari perkiraan untuk investasi aset tetap, produksi industri dan penjualan ritel, kontraksi PDB Jerman di Q2, dan survei ZEW yang sangat suram," menurut catatan yang diterbitkan pada Selasa, seperti dilansir CNBC Indonesia dari CNBC Internasional, Rabu (21/08/2019).

"Sementara inflasi CPI AS aktual telah mengejutkan dalam beberapa bulan terakhir, ekspektasi inflasi berbasis pasar rendah (1,6% berbanding 1,7% ketika The Fed memulai putarannya), dan sulit untuk melihat alasan mengapa inflasi harus cepat keluar dari kontrol dalam waktu dekat,".

Analis mengantisipasi, meskipun langkah tersebut agresif, The Fed tidak akan melakukan pelonggaran lebih lanjut, justru saat ini mempertahankan pendekatan ad hoc. Catatan itu menyarankan bahwa pemotongan besar mendadak 50 bsp tampaknya berlebihan, karena secara historis, pemotongan dan pemotongan yang lebih besar antara pertemuan telah terjadi selama resesi dan akan meningkatkan pengangguran.


"Fed mengakui bahwa prospek makro menjadi lebih tidak pasti, tetapi masih melihat siklus pelonggaran sebagai 'midcycle adjustment' dan bukan pemotongan resesi," kata para analis. "Dalam pandangan kami, pertumbuhan AS telah membaik, dan kemungkinan akan melambat, tetapi kami tidak mengharapkan resesi ada pada data dalam waktu dekat (tergantung pada tindakan Fed),".

Bank Denmark menyarankan, bahwa jika Fed benar-benar mencerminkan ekonomi dan pasar, Fed perlu berkomitmen melakukan pelonggaran lebih lanjut atau memulai pemotongan lebih dalam dan lebih cepat. Pasar secara luas mengharapkan Fed menyetujui pemotongan 25 bpsĀ lagi pada pertemuan September, dan mungkin satu kali lagi sebelum akhir tahun.


(sef/sef) Next Article AS Butuh 'Obat' Kuat Stimulus Ekonomi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular