Laba Telkom Naik 1,33% Jadi Rp 16,7 Triliun

Monica Wareza, CNBC Indonesia
04 November 2020 20:25
Direktur Utama Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Direktur Utama Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mencatatkan kenaikan laba bersih tipis 1,33% secara year on year (YoY) hingga kuartal III-2020 lalu. Tercatat laba, bersih perusahaan menjadi Rp 16,67 triliun, naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp 16,45 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, kenaikan laba ini juga membawa laba per saham naik menjadi Rp 168,37 dari sebelumnya sebesar Rp 166,15.

Kenaikan laba bersih ini terjadi, kendati pendapatan perusahaan justru turun 2,62% YoY menjadi Rp 99,94 triliun pada akhir September 2020 lalu. Sedangkan pada September 2019 pendapatan perusahaan tercatat Rp 102,63 triliun.

Dari segi produk, pendapatan dari data mencapai Rp 56,45 triliun, naik dari posisi tahun lalu Rp 54,56 triliun. Kontribusi dari bisnis data mobile mencapai Rp 48,82 triliun pada periode ini, naik dari sebelumnya Rp 46,42 triliun.

Kemudian pendapatan pendapatan Indihome juga mengalami kenaikan menjadi Rp 16,11 triliun, dari sebelumnya Rp 13,76 triliun.



Namun sayangnya kenaikan pendapatan dua produk ini masih belum mampu menahan turunnya pendapatan telepon yang turun Rp 15,13 triliun sampai akhir September 2020. Di mana pada periode tahun lalu nilai pendapatan telepon ini mencapai Rp 21,25 triliun.

Kontributor utama pendapatan perusahaan sepanjang tahun ini secara konsolidasi masih berasal dari pendapatan mobile Rp 62,60 triliun, atau berkontribusi 62,64% pada pendapatan keseluruhan. Namun nilai ini turun dari perolehan tahun lalu Rp 65,98 triliun.

Selanjutnya pendapatan dari pos consumer Rp 15,18 triliun di tahun ini. Nilai ini naik dibanding dengan porsi tahun lalu Rp 13,24 triliun.

Selanjutnya dari pendapatan enterprise yang hingga September lalu berkontribusi Rp 11,46 triliun. Nilai ini turun dari periode yang sama tahun lalu Rp 14,07 triliun.

Selanjutnya ada pendapatan WIB yang berkontribusi Rp 10,23 triliun, naik dari sebelumnya senilai Rp 8,16 triliun. Lalu pendapatan lain-lain Rp 450 miliar, turun dari sebelumnya Rp 534 miliar.



Dari segi aset, nilai aset lancar turun menjadi Rp 40,41 triliun dari posisi akhir Desember 2019 Rp 41,72 triliun. Nilai kas dan setara kas perusahaan menyusut menjadi Rp 17,42 triliun dari sebelumnya Rp 18,24 triliun.

Sedangkan aset tidak lancar meningkat menjadi Rp 192,54 triliun dari posisi akhir tahun lalu Rp 179,48 triliun.

Sehingga total aset perusahaan sampai periode September 2020 adalah Rp 233,21 triliun, naik dari Rp 221,20 triliun dari akhir 2019.

Dari segi liabilitas jangka pendek, terjadi kenaikan menjadi Rp 63,48 triliun, dari Rp 58,36 triliun di akhir 2019 karena adanya liabilitas kontrak Rp 6,80 triliun.

Liabilitas jangka panjang juga naik menjadi Rp 51,84 triliun, dari posisi akhir Desember 2019 Rp 45,58 triliun karena naiknya pinjaman jangka panjang dan liabilitas kontrak.

Total liabilitas perusahaan mencapai Rp 115,33 triliun di akhir September, naik dari posisi akhir 2019 Rp 103,95 triliun.

Sedangkan nilai ekuitas tercatat Rp 117,88 triliun, naik tipis sembilan bulan sebelumnya Rp 117,25 triliun.


(wed/wed)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Blokir Netflix Dicabut, Analis Rekomendasi Buy Untuk TLKM

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular