IHSG Anjlok, Pekan Ini Rp 124 Triliun Lenyap Dari Pasar Saham

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
10 May 2019 20:14
Defisit Transaksi Berjalan Makin Lebar
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Dari dalam negeri, rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) periode kuartal-I 2019 ikut membebani kinerja IHSG. Pada hari ini, Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa NPI membukukan surplus senilai US$ 2,4 miliar pada 3 bulan pertama tahun ini.

Namun, transaksi berjalan (yang merupakan bagian dari NPI) membukukan defisit senilai US$ 7 miliar pada 3 bulan pertama tahun ini atau setara dengan 2,6% dari PDB. Memang lebih rendah dibandingkan defisit pada kuartal-IV 2018 yang sebesar 3,6% dari PDB, namun melebar dari defisit periode yang sama tahun lalu (kuartal-I 2018) yang hanya senilai US$ 5,19 miliar atau 2,01% dari PDB.


Jika defisit di awal tahun saja sudah lebih lebar, maka ada potensi bahwa defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) untuk keseluruhan tahun 2019 juga akan melebar. Praktis, kedepannya prospek dari pergerakan rupiah menjadi kelam.

Jika berbicara mengenai rupiah, transaksi berjalan merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa). Hal ini berbeda dengan pos transaksi modal dan finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.

Awan gelap yang menyelimuti prospek pergerakan rupiah tersebut membuat investor asing melepas kepemilikannya atas saham-saham dalam negeri. Pada hari ini, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 898 miliar di pasar saham Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/roy)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular