
4 Saham LQ45 Anjlok Lebih dari 5%, Ada Apa?
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
10 May 2019 11:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak empat saham di daftar Indeks LQ45 anjlok lebih dari 5% pada perdagangan hari ini, Jumat (10/5/2019). Kejatuhan saham-saham tersebut menjadi salah satu pemicu penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Harga saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) menjadi yang terdalam penurunan harga di antara saham-saham LQ45. Tercatat harga saham SMGR turun 7,11% ke level Rp 10.125/saham.
Volume perdagangan saham Semen Indonesia 5,36 juta saham senilai Rp 55,85 miliar.
Indeks LQ-45 adalah indeks yang berisi kumpulan 45 saham paling likuid di Bursa Efek Indonesia dan salah satu acuan bagi investor pasar modal.
Selain SMGR, emiten lain yakni PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) sahamnya turun 6,02% ke level harga Rp 18.350/saham. Volume perdagangan saham perdagangan sebanyak 734.500 saham senilai Rp 13,94 miliar.
Kemudian saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) turun 5,91% ke level Rp 2.070/saham. Volume perdagangan saham tercatat sebanyak 12,27 juta senilai Rp 26,08 miliar.
Terakhir, saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) yang harganya turun 5,03% ke level harga Rp 850/saham. Volume perdagangan tercatat sebanyak 24,23 juta saham senilai Rp 20,73 miliar.
Hingga pukul 11:12 WIB, IHSG melemah 0,73% ke level 6.153,52. Padahal sempat dibuka dari zona hijau saat pembukaan perdagangan. Saat ditutup pada perdagangan sesi I pukul 11.30 WIB, IHSG minus 0,33% di level 6.178,13, level paling dalam tahun ini.
Koreksi tersebut dipicu oleh rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) periode kuartal-I 2019 oleh Bank Indonesia (BI). Neraca transaksi berjalan (yang merupakan bagian dari NPI) mencatat defisit senilai US$ 7 miliar pada 3 bulan pertama tahun ini atau 2,6% dari PDB.
Memang lebih rendah dibandingkan defisit pada kuartal-IV 2018 yang sebesar 3,6% dari PDB, namun melebar dari defisit periode yang sama tahun lalu (kuartal-I 2018) yang hanya senilai US$ 5,19 miliar atau 2,01% dari PDB.
Jika defisit di awal tahun saja sudah lebih lebar, maka ada potensi bahwa defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) untuk tahun 2019 juga akan melebar.
Praktis, rupiah menjadi tak memiliki pijakan untuk menguat. Hingga berita ini diturunkan, rupiah melemah sebesar 0,1% di pasar spot ke level Rp 14.360/dolar AS.
(hps/tas) Next Article Penjualan Semen Masih Seret
Harga saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) menjadi yang terdalam penurunan harga di antara saham-saham LQ45. Tercatat harga saham SMGR turun 7,11% ke level Rp 10.125/saham.
Volume perdagangan saham Semen Indonesia 5,36 juta saham senilai Rp 55,85 miliar.
Selain SMGR, emiten lain yakni PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) sahamnya turun 6,02% ke level harga Rp 18.350/saham. Volume perdagangan saham perdagangan sebanyak 734.500 saham senilai Rp 13,94 miliar.
Kemudian saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) turun 5,91% ke level Rp 2.070/saham. Volume perdagangan saham tercatat sebanyak 12,27 juta senilai Rp 26,08 miliar.
Terakhir, saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) yang harganya turun 5,03% ke level harga Rp 850/saham. Volume perdagangan tercatat sebanyak 24,23 juta saham senilai Rp 20,73 miliar.
Hingga pukul 11:12 WIB, IHSG melemah 0,73% ke level 6.153,52. Padahal sempat dibuka dari zona hijau saat pembukaan perdagangan. Saat ditutup pada perdagangan sesi I pukul 11.30 WIB, IHSG minus 0,33% di level 6.178,13, level paling dalam tahun ini.
Koreksi tersebut dipicu oleh rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) periode kuartal-I 2019 oleh Bank Indonesia (BI). Neraca transaksi berjalan (yang merupakan bagian dari NPI) mencatat defisit senilai US$ 7 miliar pada 3 bulan pertama tahun ini atau 2,6% dari PDB.
Memang lebih rendah dibandingkan defisit pada kuartal-IV 2018 yang sebesar 3,6% dari PDB, namun melebar dari defisit periode yang sama tahun lalu (kuartal-I 2018) yang hanya senilai US$ 5,19 miliar atau 2,01% dari PDB.
Jika defisit di awal tahun saja sudah lebih lebar, maka ada potensi bahwa defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) untuk tahun 2019 juga akan melebar.
Praktis, rupiah menjadi tak memiliki pijakan untuk menguat. Hingga berita ini diturunkan, rupiah melemah sebesar 0,1% di pasar spot ke level Rp 14.360/dolar AS.
(hps/tas) Next Article Penjualan Semen Masih Seret
Most Popular