2 Hari Loyo, Angin Segar dari AS Hijaukan IHSG Hari Ini

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
10 May 2019 09:58
2 Hari Loyo, Angin Segar dari AS Hijaukan IHSG Hari Ini
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah melemah dalam 2 hari perdagangan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya merasakan manisnya zona hijau pada hari ini, Jumat (10/5/2019).

Pada pembukaan perdagangan pagi ini, IHSG menguat 0,07% ke level 6.203,1. Pada pukul 9:25 WIB, penguatan IHSG sudah bertambah lebar menjadi 0,38% ke level 6.222,09.

Kinerja IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,75%, Indeks Shanghai melesat 2,31%, indeks Hang Seng melejit 1,63%, indeks Straits Times naik 0,75%, dan indeks Kospi terapresiasi 0,74%.

Sentimen positif yang menyelimuti negosiasi dagang AS-China membuat aksi beli dengan gencar dilakukan oleh pelaku pasar saham Benua Kuning.

2 Hari Loyo, Angin Segar dari AS Hijaukan IHSG Hari IniFoto: Presiden AS Donald Trump (kanan) berbicara dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He di Washington, Kamis (4/4/2019). (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)

Kemarin (9/5/2019) dan hari ini waktu setempat, delegasi China bertemu dengan delegasi AS di Washington untuk membahas kesepakatan dagang antar kedua negara.


Negosiasi hari pertama berlangsung dengan pembicaraan selama 90 menit yang melibatkan Wakil Perdana Menteri China Liu He, Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.

Walaupun belum ada detail terkait pertemuan tersebut yang diungkapkan ke media, ada optimisme yang menyelimuti jalannya dialog tersebut. Pasca mendarat di Washington, Liu He mengungkapkan bahwa ada harapan kedua negara bisa menyegel kesepakatan dagang.

"Kami datang ke sini di bawah tekanan yang menunjukkan ketulusan hati China dan ingin dengan tulus, percaya diri, dan rasional untuk menyelesaikan beberapa perbedaan yang dihadapi China dan AS. Saya rasa ada harapan," papar Liu He, dikutip dari Reuters.

Sebelumnya, optimisme membuncah kala Presiden AS Donald Trump mengaku telah menerima surat dari Presiden China Xi Jinping. Salah satu isi surat tersebut adalah "mari bekerja bersama dan kita lihat apa yang bisa kita capai," ujar Trump menirukan.

Trump pun ikut optimistis bahwa kesepakatan dagang bisa disegel.

"Adalah mungkin untuk melakukannya (menyegel kesepakatan dagang), mereka semua (delegasi China) ada di sini. Wakil Perdana Menteri (Liu He) yang merupakan salah satu orang yang paling dihormati dan salah satu pejabat tertinggi di China akan datang," papar Trump pada hari Kamis (9/5/2019) waktu setempat, dikutip dari CNBC International.

Sebagai informasi, AS masih berencana untuk menaikkan bea masuk terhadap produk China senilai US$ 200 miliar pada hari Jumat waktu setempat atau sekitar satu setengah jam lagi. Bea masuk yang kini dipatok di angka 10% tersebut akan dinaikkan menjadi 25%.

Namun, dengan pernyataan positif dari Liu He dan kehadiran 'surat cinta' dari Xi Jinping kepada Trump, diharapkan suasana bisa tetap dingin yang pada akhirnya akan membuat kesepakatan dagang menjadi mungkin untuk disegel.


LANJUT KE HALAMAN BERIKUTNYA>> Di sisi lain, kinerja IHSG dibatasi oleh pelemahan nilai tukar rupiah. Hingga berita ini diturunkan, rupiah melemah sebesar 0,07% di pasar spot ke level Rp 14.355/dolar AS. 

Pelaku pasar dipaksa melepas rupiah seiring dengan kekhawatiran terkait rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) periode kuartal-I 2019. Data ini akan dirilis oleh Bank Indonesia (BI) selepas perdagangan di bursa saham tanah air ditutup.

Data transaksi berjalan yang merupakan komponen dari NPI juga akan ikut dirilis secara bersamaan.


Sebagai informasi, sepanjang kuartal-IV 2018 defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) Indonesia tercatat senilai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari PDB, naik dari capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,37% dari PDB. CAD pada kuartal-IV 2018 merupakan yang terparah sejak kuartal-II 2014.

Khawatir CAD masih parah atau bahkan membengkak, rupiah dilego terlebih dahulu oleh pelaku pasar.

Jika berbicara mengenai rupiah, transaksi berjalan merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa). Hal ini berbeda dengan pos transaksi modal dan finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.

Seiring dengan pelemahan rupiah, investor asing mencatatkan jual bersih senilai Rp 41,5 miliar di pasar saham tanah air.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Meski Koreksi, IHSG Bukukan Kinerja Terbaik di Asia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular