
Ekonomi Eropa Bangkit 2020, Bagaimana Nasib Euro Hari Ini?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
08 May 2019 10:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang euro berakhir melemah pada perdagangan Selasa kemarin (7/5/19), tetapi masih bisa memperbaiki posisinya menjauhi dari level terlemah secara harian.
Mata uang 19 negara Uni Eropa ini mengakhiri perdagangan pada Selasa di level US$ 1,1190 (-0,06%), dengan level terendah harian US$ 1,1166.
Namun pada perdagangan Rabu pagi ini (8/5/19), euro terlihat bergerak menguat. Pada pukul 8:35 WIB, euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1196, mengutip kuotasi MetaTrader 5.
Tekanan euro pada Selasa kemarin karena adanya tekanan akibat proyeksi pertumbuhan ekonomi Jerman yang dipangkas tajam.
Dalam proyeksi ekonomi, Komisi Eropa memprediksi produk domestik bruto (PDB) Jerman hanya tumbuh 0,5% di tahun ini, jauh lebih rendah dari prediksi Februari lalu sebesar 1,1%.
Perang dagang Amerika Serikat (AS) - China dikatakan menjadi penyebab penurunan proyeksi tersebut. Perekonomian Jerman ditopang oleh sektor manufaktur dan ekspor, akibat adanya perang dagang ekspor dari Negeri Panzer itu menjadi terhambat.
Proyeksi PDB zona euro secara keseluruhan di tahun ini juga dipangkas menjadi 1,2% dari sebelumnya 1,3%.
Namun untuk tahun 2020, perekonomian Zona Euro diprediksi akan bangkit. Selain itu tingkat pengangguran juga akan terus menurun, meski inflasi dikatakan masih di level saat ini atau di bawah target 2% dari bank sentral Eropa, European Central Bank (ECB).
Komisi Eropa memprediksi PDB Zona Euro tahun 2020 sebesar 1,5% dan tingkat pengangguran akan turun menjadi 7,3%, dibandingkan prediksi tahun ini sebesar 7,7%.
Inflasi tahun depan juga diperkirakan sebesar 1,4%, tidak terlalu jauh dengan proyeksi ECB sebesar 1,5%.
Proyeksi membaiknya perekonomian tahun depan tersebut memberikan tenaga bagi euro untuk bangkit pada perdagangan hari ini terhadap dolar AS, meski fokus utama masih tertuju pada isu-isu terbaru terkait perundingan dagang AS - China.
Jika ada kabar bagus dari kedua belah pihak, yang menghindarkan dari babak baru perang dagang, euro berpeluang melanjutkan penguatan.
Begitu juga sebaliknya jika ada indikasi kuat AS akan menaikkan tarif impor dari China pada Jumat nanti, mata uang 19 negara ini bisa anjlok lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas) Next Article Ada Perkembangan Perang Dagang, Euro dan Yen Ungguli US$
Mata uang 19 negara Uni Eropa ini mengakhiri perdagangan pada Selasa di level US$ 1,1190 (-0,06%), dengan level terendah harian US$ 1,1166.
Namun pada perdagangan Rabu pagi ini (8/5/19), euro terlihat bergerak menguat. Pada pukul 8:35 WIB, euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1196, mengutip kuotasi MetaTrader 5.
Tekanan euro pada Selasa kemarin karena adanya tekanan akibat proyeksi pertumbuhan ekonomi Jerman yang dipangkas tajam.
Dalam proyeksi ekonomi, Komisi Eropa memprediksi produk domestik bruto (PDB) Jerman hanya tumbuh 0,5% di tahun ini, jauh lebih rendah dari prediksi Februari lalu sebesar 1,1%.
Perang dagang Amerika Serikat (AS) - China dikatakan menjadi penyebab penurunan proyeksi tersebut. Perekonomian Jerman ditopang oleh sektor manufaktur dan ekspor, akibat adanya perang dagang ekspor dari Negeri Panzer itu menjadi terhambat.
Proyeksi PDB zona euro secara keseluruhan di tahun ini juga dipangkas menjadi 1,2% dari sebelumnya 1,3%.
Namun untuk tahun 2020, perekonomian Zona Euro diprediksi akan bangkit. Selain itu tingkat pengangguran juga akan terus menurun, meski inflasi dikatakan masih di level saat ini atau di bawah target 2% dari bank sentral Eropa, European Central Bank (ECB).
Komisi Eropa memprediksi PDB Zona Euro tahun 2020 sebesar 1,5% dan tingkat pengangguran akan turun menjadi 7,3%, dibandingkan prediksi tahun ini sebesar 7,7%.
Inflasi tahun depan juga diperkirakan sebesar 1,4%, tidak terlalu jauh dengan proyeksi ECB sebesar 1,5%.
![]() |
Proyeksi membaiknya perekonomian tahun depan tersebut memberikan tenaga bagi euro untuk bangkit pada perdagangan hari ini terhadap dolar AS, meski fokus utama masih tertuju pada isu-isu terbaru terkait perundingan dagang AS - China.
Jika ada kabar bagus dari kedua belah pihak, yang menghindarkan dari babak baru perang dagang, euro berpeluang melanjutkan penguatan.
Begitu juga sebaliknya jika ada indikasi kuat AS akan menaikkan tarif impor dari China pada Jumat nanti, mata uang 19 negara ini bisa anjlok lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas) Next Article Ada Perkembangan Perang Dagang, Euro dan Yen Ungguli US$
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular