
Dialog Dagang Berlanjut, Straits Times Dibuka Menguat
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
07 May 2019 08:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham acuan di kawasan Benua Kuning kompak finis di zona merah pada perdagangan Senin kemarin (6/5/2019), setelah Presiden AS Donald Trump menegaskan akan menaikkan tarif impor berbagai produk asal China, termasuk produk yang belum dikenakan bea masuk.
Sentimen tersebut membuat indeks saham blue chips di Singapura, Indeks Straits Times, mencatatkan koreksi hingga 3%. Koreksi Straits Times itu merupakan kali ketiga dalam 5 tahun terakhir karena indeks tersebut anjlok 3% dalam satu sesi perdagangan.
Akan tetapi, angin segar dari China mampu memadamkan sentimen negatif kemarin. Pada perdagangan Selasa ini (7/5/2019), Indeks Straits Times dibuka menguat 0,28% ke level 3.299,96.
Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 17 mencatatkan kenaikan harga, enam saham melemah, dan tujuh saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Wakil Perdana Menteri China Liu He dijadwalkan akan tetap berkunjung ke Washington bersama delegasinya pekan ini, tapi dengan rombongan yang lebih kecil dibandingkan rencana sebelumnya.
"Kami sedang dalam proses untuk memahami situasi terkini. Apa yang bisa saya sampaikan adalah delegasi China sedang mempersiapkan diri untuk berkunjung ke AS," papar Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, mengutip Reuters.
"Hal yang terpenting adalah kami berharap AS bisa bekerja sama untuk mencapai tujuan kolektif yang saling menguntungkan, kesepakatan yang win-win dan saling menghargai," kata Geng.
Kelanjutan dialog dagang tentu membawa harapan bagi pelaku pasar bahwa potensi damai dagang bisa tercapai, bahkan dengan progres yang lebih cepat agar kerugian yang lebih besar dapat dihindari.
Kerugian lebih besar yang dimaksud adalah terkait kenaikan tarif dari 10% menjadi 20% untuk produk made in China senilai US$ 200 miliar. Lalu, bea masuk 25% untuk US$ 325 miliar importasi produk China yang belum kena bea masuk.
Pada hari ini investor akan mencermati rilis data cadangan devisa Singapura bulan April pada pukul 16:00 WIB.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Menguat 4 hari Beruntun, Straits Times Akhirnya Melemah
Sentimen tersebut membuat indeks saham blue chips di Singapura, Indeks Straits Times, mencatatkan koreksi hingga 3%. Koreksi Straits Times itu merupakan kali ketiga dalam 5 tahun terakhir karena indeks tersebut anjlok 3% dalam satu sesi perdagangan.
Akan tetapi, angin segar dari China mampu memadamkan sentimen negatif kemarin. Pada perdagangan Selasa ini (7/5/2019), Indeks Straits Times dibuka menguat 0,28% ke level 3.299,96.
Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 17 mencatatkan kenaikan harga, enam saham melemah, dan tujuh saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Wakil Perdana Menteri China Liu He dijadwalkan akan tetap berkunjung ke Washington bersama delegasinya pekan ini, tapi dengan rombongan yang lebih kecil dibandingkan rencana sebelumnya.
"Kami sedang dalam proses untuk memahami situasi terkini. Apa yang bisa saya sampaikan adalah delegasi China sedang mempersiapkan diri untuk berkunjung ke AS," papar Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, mengutip Reuters.
"Hal yang terpenting adalah kami berharap AS bisa bekerja sama untuk mencapai tujuan kolektif yang saling menguntungkan, kesepakatan yang win-win dan saling menghargai," kata Geng.
Kelanjutan dialog dagang tentu membawa harapan bagi pelaku pasar bahwa potensi damai dagang bisa tercapai, bahkan dengan progres yang lebih cepat agar kerugian yang lebih besar dapat dihindari.
Kerugian lebih besar yang dimaksud adalah terkait kenaikan tarif dari 10% menjadi 20% untuk produk made in China senilai US$ 200 miliar. Lalu, bea masuk 25% untuk US$ 325 miliar importasi produk China yang belum kena bea masuk.
Pada hari ini investor akan mencermati rilis data cadangan devisa Singapura bulan April pada pukul 16:00 WIB.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Menguat 4 hari Beruntun, Straits Times Akhirnya Melemah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular