IHSG Kembali Rontok, Ribut-ribut Pilpres Jadi Penyebab

Monica Wareza, CNBC Indonesia
07 May 2019 08:14
Ketidakpastian politik dalam negeri membuat pasar saham Indonesia ditinggalkan oleh pemodal asing.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketidakpastian politik dalam negeri membuat pasar saham Indonesia ditinggalkan oleh pemodal asing. Ditambah lagi, kondisi pasar global masih dihantui perseteruan perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang juga menghantam bursa global.

Tercatat investor asing sudah mencatatkan jual bersih (net sell) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 18 April-6 Mei 2019 pasca-Pemilu 2019 senilai Rp 2,6 triliun.

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) David Sumual mengatakan saat ini investor asing masih menunggu proses pemilihan presiden hingga rampung. Proses ini diperkirakan masih akan berlangsung sampai Oktober nanti.

"Masih akan wait and see karena Pilpres belum selesai, prosesnya masih panjang. Mungkin akan sampai Oktober," kata David di Jakarta, Senin (6/5).


Selain pelaku pasar yang masih menunggu, pengusaha pun dinilai juga masih akan menyimak keputusan akhir dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait presiden terpilih dan kemudian Presiden dan Wakil Presiden terpilih menetapkan nama-nama kandidat menteri di pemerintahannya.

"Kita bisa kehilangan momentum selama dua kuartal. Dalam 6 bulan tidak ada kementerian yang membuat kebijakan desesive [tegas dan menentukan]," lanjut dia.

Senin kemarin (6/5/2019), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan pelemahan sebesar 1% ke level 6.256,35 poin. Kondisi ini juga membuat dana asing mengalir deras keluar dari pasar saham dalam negeri dengan nilai mencapai Rp 732,08 miliar.


Saat ini proses penghitungan suara hasil pemilu 17 April 2019 lalu di KPU masih berlangsung. Hingga kemarin malam pukul 19.00 penghitungan suara Pilpres 2019 telah masuk dari 558.114 tempat pemungutan suara (TPS) atau 68,61% dari total 813.350 TPS.

Dari data yang dihimpun, pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin unggul 13.239.290 suara atas pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Perinciannya, Jokowi-Amin mengumpulkan 59.192.572 suara atau 56,3%. Sedangkan Prabowo-Sandi meraih 45.953.282 suara atau 43,7%.




(tas) Next Article Ini Momen Nahas Kala IHSG Jatuh dalam 10 Tahun Terakhir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular