Data Tenaga Kerja Positif, 3 Indeks di Wall Street Menguat

tahir saleh, CNBC Indonesia
04 May 2019 07:26
Tiga indeks acuan di bursa Wall Street, Amerika Serikat, kompak menguat.
Foto: Bursa New York (AP Photo/Richard Drew))
Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga indeks acuan di bursa Wall Street, Amerika Serikat, kompak menguat pada penutupan perdagangan Jumat (3/5/2019) tadi malam seiring dengan data ekonomi Negeri Paman Sam yang positif.

Data CNBC International mengungkapkan, indeks Dow Jones (DJIA) naik 0,75% di level 26.505, indeks Nasdaq bahkan melesat 1,58% di level 8.164, dan indeks S&P 500 naik 0,96% di level 2.946.

Penguatan ini selaras dengan pembukaan perdagangan tadi malam yang juga bergerak positif. Tren hijau ini Ini tak lepas dari rilis data penciptaan lapangan kerja bulan April di AS yang menunjukkan angka yang lebih tinggi dari ekspektasi yang diharapkan analis dan pelaku pasar.


Penciptaan lapangan kerja baru non-pertanian (non farm payrolls) pada April bertambah sebanyak 263.000. Sementara tingkat pengangguran turun menjadi 3,6%, terendah sejak Desember 1969, berdasarkan laporan Departemen Tenaga Kerja AS.

"Itu pasti angka [penciptaan lapangan kerja] yang kuat tanpa keraguan," kata Randy Frederick, Wakil Presiden Perdagangan di Schwab Center for Financial Research, dikutip CNBC, Sabtu (4/5/2019). "Rata-rata selama tiga bulan terakhir hanya sekitar 164.000, jadi itu jauh di atas itu," katanya.

Reli bursa Wall Street pada Jumat tadi malam dipimpin oleh Amazon, yang sahamnya naik untuk pertama kalinya dalam 5 hari setelah Warren Buffett, pemilik Berkshire Hathaway yang mengatakan kepada CNBC bahwa salah satu manajer investasinya telah membeli saham Amazon.

Kabar ini membuat saham raksasa e-commerce AS ini naik 3,2% tadi malam.

Saham Tesla juga melonjak hampir 4,5% setelah perusahaan pembuat mobil listrik ini mengatakan bahwa perseroan berencana meningkatkan jumlah saham dan nilai obligasi yang akan diterbitkan. Ditambah lagi, CEO Elon Musk juga bermaksud untuk membeli lebih banyak saham tersebut.

Sebelumnya bursa Wall Street sempat terkoreksi selama dua hari beruntun karena pernyataan dari Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell yang menyebutkan pemangkasan suku bunga acuan kemungkinan tidak masuk di daftar opsi dalam waktu dekat.

Nada yang tidak terlalu kalem alias dovish tersebut membuat ekspektasi pelaku pasar akan penurunan suku bunga menjadi buyar. Hal itu membuat obligasi menjadi menarik karena imbal hasilnya (yield) tidak terpangkas.


(tas) Next Article Usai Cetak Rekor, Wall Street Diprediksi Kena Profit-Taking

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular