Internasional

Wall Street Kompak Ditutup Hijau, Saham-saham Tech Melejit

tahir saleh, CNBC Indonesia
16 May 2020 07:15
Trader Timothy Nick works in his booth on the floor of the New York Stock Exchange, Thursday, Jan. 9, 2020. Stocks are opening broadly higher on Wall Street as traders welcome news that China's top trade official will head to Washington next week to sign a preliminary trade deal with the U.S. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga indeks acuan utama di bursa Wall Street AS kompak menguat seiring dengan sentimen positif parlemen AS yang akan memutuskan paket stimulus terbaru senilai US$ 3 triliun kendati AS dan China dibayangi potensi perang dagang lagi.

Sumber CNBC bahkan mengungkapkan Gedung Putih kemungkinan akan mendukung putaran kedua stimulus bagi warga AS dalam mengatasi pandemi virus corona (Covid-19).

Data penutupan perdagangan Jumat (15/5/2020) waktu AS (Sabtu pagi waktu Indonesia) mencatat, Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik 0,25% di level 23.685, S&P 500 juga naik 0,39% di level 2.863, dan Nasdaq melesat 0,79% di level 9.015.

Penguatan DJIA didorong saham-saham seperti Walmart Inc yang naik 2,4%, 3M Co 1,98%, dan saham Walt Disney Co melesat 2,96%. Di S&P, pendorongnya yakni saham Royal Caribbean terbang 6,5%, dan saham teknologi yakni NVIDIA Corp melejit 5,73%.


Sementara di Nasdaq, saham NVIDIA yang juga masuk konstituen juga jadi pendorongnya, disusul saham Zoom Video 4,12% dan Baidu Inc naik 3,99%.

Tadi malam, bursa AS dibuka anjlok menyusul anjloknya penjualan ritel dan kenaikan tensi perang dagang antara China dan AS. DJIA dibuka drop 206,4 poin (-0,9%) pada pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan selang 12 menit memburuk jadi 151,22 poin (-0,64%) ke 23.474,12.

Nasdaq dibuka turun 89,31 poin (-1%) ke 8.854,41 dan S&P 500 tertekan 22,64 poin (-0,79%) ke 2.829,86.

Penjualan ritel bulanan AS anjlok sebesar 16,4% pada April, menjadi rekor yang terburuk. Ekonom dalam polling Dow Jones mengekspektasikan penurunan sebesar 12,3%. Penjualan ritel inti - meliputi otomotif, gas, makanan, dan bahan bangunan - anjlok 15,3%.

"Saya yakin anda sudah tahu bahwa ini buruk. Persoalannya, anda tak bisa mengacuhkan berita buruk ini pada April," tutur John Briggs, Kepala Strategi Investasi NatWest Markets, sebagaimana dikutip CNBC International.

Gedung Putih telah menyatakan akan menghentikan pengiriman semikonduktor ke perusahaan China Huawei. Departemen Perdagangan AS mengatakan mereka akan "secara strategis menyasar pembelian Huawei atas semikonduktor yang jadi produk langsung teknologi dan piranti lunak AS."

Menanggapi itu, Hu Xijin, Pemimpin Redaksi Global Times yang merupakan media pelat merah, melalui cuitan di Twitter berkata bahwa China akan "membatasi atau menginvestigasi" perusahaan AS termasuk Qualcomm, Cisco Systems dan Apple jika AS terus memblok rantai-suplai Huawei.

[Gambas:Video CNBC]




(tas/tas) Next Article Pesta Akhir Pekan, Wall Street Cetak Rekor Demi Rekor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular