
Bisnis Hidup & Mati di Juni, Stimulus Rp 405 T Belum Terasa
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
15 May 2020 19:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada Juni adalah periode pengusaha sudah menyatakan angkat tangan menghadapi pandemi virus corona. Demi mengatasi masalah ini, pemerintah mengalokasikan anggaran Rp 405 triliun, tapi jumlah tersebut masih dirasa kurang dan tak terasa.
"Menurut saya itu nggak cukup. Itu yang dibantu nggak full. Kesehatan itu kan Rp 75 triliun, buat rumah sakit, rapid test dan sebagainya. Kadin hitung dibutuhkan Rp. 1.600 triliun, sekarang baru Rp 405 triliun. Sebenarnya masih jauh," kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Kadin Bidang Perindustrian Johnny Darmawan, Jumat (15/5).
Angka Rp 1.600 triliun yang diusulkan Kadin dibagi menjadi beberapa sektor yaitu Rp 400 triliun untuk kesehatan, Rp 600 triliun untuk jaminan sosial, Rp 600 triliun untuk usulan stimulus ekonomi.
Meski masih jauh dari usulan yang diberikan, namun Johnny mengaku masih cukup bersyukur. "Udah lebih baik ada dari pada awal nggak jelas. Sekarang sudah ada, tapi menurut saya memang belum cukup," sebutnya.
Selain persoalan angka, Johnny juga menilai belum adanya ketidaksinkronan kebijakan di atas dengan implementasi di lapangan. Prosedur pelaksanaan dinilai ruwet. Sehingga, pengusaha terkadang dibuat bingung, antara lain soal restrukturisasi.
"Eksekusinya itu. Kelihatannya contoh menurunkan duit k emana. Kan ada bank perantara dan bank pelaksana. Perantara itu kan udah ada. Giliran udah ditunjuk anchor bank itu, sekarang harga saham jatuh semua. Harga saham jatuh karena saya tanya beberapa investor, mereka nggak yakin dengan tindakan pemerintah. Pada 2-3 hari ini kan saham-saham bank pemerintah hancur karena itu," ungkapnya.
Jika kondisi itu terus berlarut, tentu bakal menimbulkan keresahan di kalangan dunia usaha, dimana angka PHK dan karyawan yang dirumahkan bakal semakin besar.
"Makanya (pelonggaran) PSBB salah satu (cara). Pengusaha bilang kalau Juni nggak ada langkah, kan PHK. Pemerintah juga kan takut PHK, makanya mau direlaksasi awal Juni. Tapi ya tergantung indikasi-indikasi. Tapi orang langsung gusar, ada pro-kontra," kata mantan Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) ini.
(hoi/hoi) Next Article Pengusaha Tagih Rp 600 T ke Pemerintah Buat Modal Kerja
"Menurut saya itu nggak cukup. Itu yang dibantu nggak full. Kesehatan itu kan Rp 75 triliun, buat rumah sakit, rapid test dan sebagainya. Kadin hitung dibutuhkan Rp. 1.600 triliun, sekarang baru Rp 405 triliun. Sebenarnya masih jauh," kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Kadin Bidang Perindustrian Johnny Darmawan, Jumat (15/5).
Angka Rp 1.600 triliun yang diusulkan Kadin dibagi menjadi beberapa sektor yaitu Rp 400 triliun untuk kesehatan, Rp 600 triliun untuk jaminan sosial, Rp 600 triliun untuk usulan stimulus ekonomi.
Meski masih jauh dari usulan yang diberikan, namun Johnny mengaku masih cukup bersyukur. "Udah lebih baik ada dari pada awal nggak jelas. Sekarang sudah ada, tapi menurut saya memang belum cukup," sebutnya.
Selain persoalan angka, Johnny juga menilai belum adanya ketidaksinkronan kebijakan di atas dengan implementasi di lapangan. Prosedur pelaksanaan dinilai ruwet. Sehingga, pengusaha terkadang dibuat bingung, antara lain soal restrukturisasi.
"Eksekusinya itu. Kelihatannya contoh menurunkan duit k emana. Kan ada bank perantara dan bank pelaksana. Perantara itu kan udah ada. Giliran udah ditunjuk anchor bank itu, sekarang harga saham jatuh semua. Harga saham jatuh karena saya tanya beberapa investor, mereka nggak yakin dengan tindakan pemerintah. Pada 2-3 hari ini kan saham-saham bank pemerintah hancur karena itu," ungkapnya.
Jika kondisi itu terus berlarut, tentu bakal menimbulkan keresahan di kalangan dunia usaha, dimana angka PHK dan karyawan yang dirumahkan bakal semakin besar.
"Makanya (pelonggaran) PSBB salah satu (cara). Pengusaha bilang kalau Juni nggak ada langkah, kan PHK. Pemerintah juga kan takut PHK, makanya mau direlaksasi awal Juni. Tapi ya tergantung indikasi-indikasi. Tapi orang langsung gusar, ada pro-kontra," kata mantan Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) ini.
(hoi/hoi) Next Article Pengusaha Tagih Rp 600 T ke Pemerintah Buat Modal Kerja
Most Popular