
Moody's Ingatkan Risiko Surat Utang Barito Pacific Tinggi
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
03 May 2019 12:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Moody's hari ini (3/5/2019) memberikan Corporate Family Rating/CFR B1 untuk semua surat utang dan obligasi yang dinaungi oleh PT Barito Pacific Tbk (Barito), termasuk entitas anaknya. Peringkat B1 menandakan surat utang perusahaan memiliki risiko kredit (gagal bayar) yang tinggi.
Peringkat yang sama juga diberikan pada senior secured notes yang akan diluncurkan perusahaan, dimana sejumlah saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri) akan menjadi penjamin surat utang tersebut.
Vice President Moody's Brian Grieser menyampaikan bahwa CFR B1 diberikan pada surat hutang Grup Barito karena ada dukungan dari dua entitas anaknya, yaitu Chandra Asri dengan kepemilikan 46,26% dan Star Energy Group Holdings Pte Ltd (Star Energy) dengan kepemilikan 66,7%.
Kedua anak perusahaan tersebut diharapkan dapat menyumbangkan laba yang cukup untuk membayarkan biaya bunga dan beban operasional Barito.
Moody's memproyeksikan bahwa beban bunga Barito terutama akan disokong oleh dividen dari Chandra Asri dan tingkat likuiditas anak perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan, aliran dividen dari Start Energy masih terbilang kecil dalam 3 tahun ke depan.
Sementara tingkat likuiditas Barito terbantu dari dividen atas investasi yang dilakukan perusahaan dan arus kas yang masuk yang berasal dari penerbitan surat utang senilai US$ 200 juta atau setara Rp 2,84 miliar (Kurs Rp 14.200/US$).
Sedangkan struktur permodalan Barito akan dibiayai dari kontribusi kepemilikan tanah, potensi investasi dari investor, arus kas dari penerbitan surat utang, serta konversi waran yang dimiliki oleh Prajogo Pangestu.
Lebih lanjut, peringkat CFR B1 perusahaan juga merefleksikan resiko pembiayaan dan resiko konstruksi atas investasi perusahaan pada proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan kapasitas 2.000 megawatt.
Moody's menganalisa bahwa proyek PLTU akan didanai dari utang dan modal ventura bersama dengan PT Indonesia Power yang juga memegang proyek tersebut.
Di lain pihak, struktur organisasi Barito selaku perusahaan induk menghadirkan resiko tersendiri karena arus kas perusahaan bertumpu sepenuhnya pada dividen dari entitas anaknya.
Peringkat yang diberikan kepada Grup Barito dapat dinaikkan jika tingkat dividen Chandra Asri tumbuh dan Start Energy mulai menyalurkan dividen kepada perusahaan.
Peringkat dapat turun jika arus dividen dari Chandra Asri dan Star Energy ternyata tidak mampu untuk menutupi beban bunga yang dimiliki perusahaan. Faktor lainnya adalah jika kepemilikan saham atas Chandra Asri turun.
(dwa/hps) Next Article Asing Beli Saham BRPT Rp 1,38 T, Ada Apa?
Peringkat yang sama juga diberikan pada senior secured notes yang akan diluncurkan perusahaan, dimana sejumlah saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri) akan menjadi penjamin surat utang tersebut.
Vice President Moody's Brian Grieser menyampaikan bahwa CFR B1 diberikan pada surat hutang Grup Barito karena ada dukungan dari dua entitas anaknya, yaitu Chandra Asri dengan kepemilikan 46,26% dan Star Energy Group Holdings Pte Ltd (Star Energy) dengan kepemilikan 66,7%.
Kedua anak perusahaan tersebut diharapkan dapat menyumbangkan laba yang cukup untuk membayarkan biaya bunga dan beban operasional Barito.
Sementara tingkat likuiditas Barito terbantu dari dividen atas investasi yang dilakukan perusahaan dan arus kas yang masuk yang berasal dari penerbitan surat utang senilai US$ 200 juta atau setara Rp 2,84 miliar (Kurs Rp 14.200/US$).
Sedangkan struktur permodalan Barito akan dibiayai dari kontribusi kepemilikan tanah, potensi investasi dari investor, arus kas dari penerbitan surat utang, serta konversi waran yang dimiliki oleh Prajogo Pangestu.
Lebih lanjut, peringkat CFR B1 perusahaan juga merefleksikan resiko pembiayaan dan resiko konstruksi atas investasi perusahaan pada proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan kapasitas 2.000 megawatt.
Moody's menganalisa bahwa proyek PLTU akan didanai dari utang dan modal ventura bersama dengan PT Indonesia Power yang juga memegang proyek tersebut.
Di lain pihak, struktur organisasi Barito selaku perusahaan induk menghadirkan resiko tersendiri karena arus kas perusahaan bertumpu sepenuhnya pada dividen dari entitas anaknya.
Peringkat yang diberikan kepada Grup Barito dapat dinaikkan jika tingkat dividen Chandra Asri tumbuh dan Start Energy mulai menyalurkan dividen kepada perusahaan.
Peringkat dapat turun jika arus dividen dari Chandra Asri dan Star Energy ternyata tidak mampu untuk menutupi beban bunga yang dimiliki perusahaan. Faktor lainnya adalah jika kepemilikan saham atas Chandra Asri turun.
(dwa/hps) Next Article Asing Beli Saham BRPT Rp 1,38 T, Ada Apa?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular