
Mantab! Saham Barito Terus Lewati Harga Stock Split di 2017
tahir saleh, CNBC Indonesia
12 April 2019 18:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten industri dasar dan kimia PT Barito Pacific Tbk (BRPT) pada Jumat akhir pekan ini (12/4/2019) menyentuh level Rp 4.060/saham atau naik 3,31% didorong sentimen positif bertambahnya saham publik atau free float.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), sang pemilik Barito Pacific yakni pengusaha Prajogo Pangestu, kembali mengurangi kepemilikan sahamnya sebanyak 350 juta atau setara dengan 1,96% saham.
Transaksi ini dilakukan pada 11 April 2019 di harga eksekusi Rp 3.500/saham, sehingga dari transaksi ini Prajogo memperoleh cuan senilai Rp 1,22 triliun.
Wakil Direktur Utama Barito Pacific Rudy Suparman menyebutkan tujuan transaksi tersebut dilakukan untuk menambahkan saham free float di bursa efek.
(tas/hps) Next Article Refinancing Utang, Emiten Milik Prajogo Rilis Bond Rp 1,5 T
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), sang pemilik Barito Pacific yakni pengusaha Prajogo Pangestu, kembali mengurangi kepemilikan sahamnya sebanyak 350 juta atau setara dengan 1,96% saham.
Transaksi ini dilakukan pada 11 April 2019 di harga eksekusi Rp 3.500/saham, sehingga dari transaksi ini Prajogo memperoleh cuan senilai Rp 1,22 triliun.
Wakil Direktur Utama Barito Pacific Rudy Suparman menyebutkan tujuan transaksi tersebut dilakukan untuk menambahkan saham free float di bursa efek.
Saham yang dijual ini dimiliki langsung oleh komisaris utama perusahaan. Setelah transaksi, kepemilikan Prajogo bersisa 71,11% di perusahaan, turun dari sebelumnya 73,08%.
Selain itu, menariknya, level harga saham induk usaha PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) ini terus menerus melewati harga saat pemecahan nilai nominal saham atau stock split yang dilakukan pada 2017.
Pada 12 Juli 2017, Barito mendapat persetujuan dari BEI untuk pemecahan nilai nominal saham dari Rp 1.000/saham menjadi Rp 500/saham di mana jumlah saham BRPT dari 6.979.892.784 saham menjadi 13.959.785.568 saham. Persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) sudah dikantongi sebelumnya pada 8 Juni 2017.
Dengan rasio satu banding dua (1:2), nilai wajar saham Barito sebelum stock split mencapai Rp 6.000/saham, sedangkan setelah stock split menjadi Rp 3.000/saham.
Dalam 3 bulan terakhir, saham BRPT melesat 70%, secara year to date naik 59%, dan dalam 3 tahun terakhir saham BRPT sudah memberikan gain hingga 38 kali lipat atau 3.785% (dengan memperhitungkan harga sebelum pemecahan).
Sepanjang tahun lalu, laba bersih perusahaan turun menjadi US$ 72,23 juta atau setara Rp 1,01 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$) dari jumlah laba bersih periode sebelumnya sebesar US$ 154,2 juta.
Kenaikan capaian pendapatan Barito tahun 2018, tampaknya belum bisa menutupi peningkatan signifikan pada pos beban perusahaan.
Pada tahun 2018, pendapatan Barito sebenarnya berhasil tumbuh 7,84% YoY (year-on-year) menjadi US$ 3,07 miliar dari yang sebelumnya US$ 2,85 miliar.
Namun, pertumbuhan pendapatan tahun lalu masih kalah jauh dari pertumbuhan yang dicatatkan pada tahun 2017 dan 2016 masing-masing sebesar 35,43% YoY dan 44,7% YoY.
Selain itu, menariknya, level harga saham induk usaha PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) ini terus menerus melewati harga saat pemecahan nilai nominal saham atau stock split yang dilakukan pada 2017.
Pada 12 Juli 2017, Barito mendapat persetujuan dari BEI untuk pemecahan nilai nominal saham dari Rp 1.000/saham menjadi Rp 500/saham di mana jumlah saham BRPT dari 6.979.892.784 saham menjadi 13.959.785.568 saham. Persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) sudah dikantongi sebelumnya pada 8 Juni 2017.
Dengan rasio satu banding dua (1:2), nilai wajar saham Barito sebelum stock split mencapai Rp 6.000/saham, sedangkan setelah stock split menjadi Rp 3.000/saham.
Dalam 3 bulan terakhir, saham BRPT melesat 70%, secara year to date naik 59%, dan dalam 3 tahun terakhir saham BRPT sudah memberikan gain hingga 38 kali lipat atau 3.785% (dengan memperhitungkan harga sebelum pemecahan).
Sepanjang tahun lalu, laba bersih perusahaan turun menjadi US$ 72,23 juta atau setara Rp 1,01 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$) dari jumlah laba bersih periode sebelumnya sebesar US$ 154,2 juta.
Kenaikan capaian pendapatan Barito tahun 2018, tampaknya belum bisa menutupi peningkatan signifikan pada pos beban perusahaan.
Pada tahun 2018, pendapatan Barito sebenarnya berhasil tumbuh 7,84% YoY (year-on-year) menjadi US$ 3,07 miliar dari yang sebelumnya US$ 2,85 miliar.
Namun, pertumbuhan pendapatan tahun lalu masih kalah jauh dari pertumbuhan yang dicatatkan pada tahun 2017 dan 2016 masing-masing sebesar 35,43% YoY dan 44,7% YoY.
(tas/hps) Next Article Refinancing Utang, Emiten Milik Prajogo Rilis Bond Rp 1,5 T
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular