Dipanggil Bursa, Direksi Garuda Diam-diam 'Melengos' dari BEI

Monica Wareza, CNBC Indonesia
30 April 2019 11:12
Bursa Efek Indonesia (BEI) memanggil manajemen BUMN penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).
Foto: Garuda Indonesia's Boeing 737 Max 8 (REUTERS/Willy Kurniawan)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) memanggil manajemen BUMN penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) pada Selasa ini (30/4/2019) guna meminta penjelasan soal kejanggalan laporan keuangan periode 2018 setelah Garuda mencatatkan laba bersih.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD Nyoman Yetna Setia mengatakan pertemuan ini dihadiri oleh pihak Garuda bersama dengan auditor laporan keuangannya.

"Hari ini, Selasa 30 April 2019 bursa telah melakukan hearing dengan Garuda Indonesia dan auditor pada pukul 08.30-09.30," kata Yetna melalui pesan singkat, Selasa (30/4).


Namun demikian, pihak bursa menolak berkomentar lebih lanjut terkait pembahasan yang dibicarakan dan siapa saja yang menghadiri pertemuan tersebut.

"Bursa akan mengirimkan permintaan penjelasan pada hari ini," kata dia.

Adapun pertemuan ini diagendakan untuk meminta penjelasan mengenai kejanggalan laporan keuangan perusahaan yang ditolak oleh dua komisaris perseroan.


Pertemuan ini dilakukan pihak Garuda dengan Bursa, tapi tidak terbuka, melainkan secara senyap tanpa melewati akses umum sehingga awak media tak mengetahui kehadiran manajemen penerbangan pelat merah ini ke BEI.

Hingga saat ini, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Fuad Rizal yang diketahui mewakili Garuda dalam pertemuan ini tak menjawab saat dihubungi, begitu juga dengan Corporate Secretary perusahaan yang tak menjawab saat dihubungi CNBC Indonesia.

Kejanggalan ini dimulai dari laporan keuangan Garuda tahun 2018 yang membukukan laba bersih US$ 809.846 pada 2018 atau setara Rp 11,49 miliar (Kurs Rp 14.200/US$).

Padahal jika ditilik lebih detail, perusahaan yang resmi berdiri pada 21 Desember 1949 dengan nama Garuda Indonesia Airways ini semestinya merugi.

Pasalnya, total beban usaha yang dibukukan perusahaan tahun lalu mencapai US$ 4,58 miliar, di mana US$ 206,08 juta lebih besar dibandingkan total pendapatan tahun 2018.

Penolakan dua komisaris Garuda terkait laporan keuangan 2018 jadi masukan positif. Simak videonya.
[Gambas:Video CNBC]



(tas) Next Article Buntut Sanksi Laporan Keuangan, Saham Garuda Jeblok 3%

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular