
Semua Segmen Naik, Kredit Bank Mandiri di Q1 Tembus Rp 791 T
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
29 April 2019 18:30

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan pertumbuhan kredit 12,4% secara year-on-year (yoy) pada kuartal I-2019 mencapai Rp 790,5 triliun dari pencapaian pada periode yang sama 2018 yakni sebesar Rp 703 triliun.
"Sampai dengan kuartal I 2019 total kredit tumbuh Rp87,4 triliun atau 12,4%. Ini menunjukkan kinerja kredit Bank Mandiri telah back on track. Seperti beberapa masa yang lalu dan berada dalam tren sehat," kata Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Hery Gunardi dalam Paparan Kinerja Bank Mandiri Kuartal I 2019, Senin (29/4/2019).
Pertumbuhan kredit terjadi di seluruh segmen penyaluran kredit. Lebih rinci, segmen korporasi dan kelembagaan tumbuh 18% yoy mencapai Rp301,9 triliun dan segmen mikro tumbuh 24,4% dengan nilai penyaluran Rp106,5 triliun.
Sementara itu, penyaluran kredit segmen konsumer di kuartal I ini mencapai Rp87,2 triliun atau tumbuh 9,2%.
"Sampai dengan kuartal I 2019 total kredit tumbuh Rp87,4 triliun atau 12,4%. Ini menunjukkan kinerja kredit Bank Mandiri telah back on track. Seperti beberapa masa yang lalu dan berada dalam tren sehat," kata Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Hery Gunardi dalam Paparan Kinerja Bank Mandiri Kuartal I 2019, Senin (29/4/2019).
Pertumbuhan kredit terjadi di seluruh segmen penyaluran kredit. Lebih rinci, segmen korporasi dan kelembagaan tumbuh 18% yoy mencapai Rp301,9 triliun dan segmen mikro tumbuh 24,4% dengan nilai penyaluran Rp106,5 triliun.
Sementara itu, penyaluran kredit segmen konsumer di kuartal I ini mencapai Rp87,2 triliun atau tumbuh 9,2%.
Pertumbuhan kredit Bank Mandiri ini juga dikontribusi dari kinerja penyaluran kredit perusahaan anak Bank Mandiri, yaitu PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap), PT Mandiri Tunas Finance (MTF) dan PT Mandiri Utama Finance (MUF).
Secara total, kredit dari perusahaan anak ini tumbuh 19,8% yoy mencapai Rp105,9 triliun.
"Pertumbuhan kredit ini lebih baik jika dibandingkan dengan penyaluran kredit industri," ucap Hery.
Selain itu, kredit di segmen small medium enterprise (SME) atau usaha kecil dan mikro tumbuh 8% yoy mencapai Rp 55,1 triliun.
Pencapaian ini positif mengingat dalam 2 tahun terakhir, kata Hery, penyaluran kredit SME mencatatkan angka negatif. Hal ini ditopang oleh upaya konsolidasi Bank Mandiri dari semua sisi.
"Baik dari sisi front end-nya, middle end, risk management dan back end, kredit operation. Dua tahun yang lalu segmen kredit SME tumbuh negatif sekarang sudah membaik. Salah satu mesin pendorong kami di tactical segment sudah tumbuh positif sekitar 8%," tambah Hary.
Adapun kualitas rasio kredit macet (non-performing loan/NPL) juga turun 64 basis poin (bps) menjadi 2,68%.
Laba bersih Bank Mandiri pada kuartal I ini tumbuh 23,4% yoy sebesar Rp 7,2 triliun.
Kenaikan ini disokong oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 15,05% yoy, penurunan biaya CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) atau penurunan cost of credit seiring dengan perbaikan kualitas kredit, hasil pengelolaan manajemen risiko dan portfolio kredit yang lebih optimal, dan pengendalian biaya operasional.
Kuartal I tahun ini, aset Bank Mandiri tumbuh 9,8% mencapai Rp 1.206 triliun.
Adapun dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 7,6% atau meningkat Rp 58,5 triliun dibandingkan kuartal I 2018 menjadi Rp 827,8 triliun. Sementara, net interest margin (NIM) turun 14 bps menjadi 5,66% karena terdampak peralihan portofolio kredit ke segmen dengan risiko yang lebih rendah.
"Pertumbuhan kredit ini lebih baik jika dibandingkan dengan penyaluran kredit industri," ucap Hery.
Selain itu, kredit di segmen small medium enterprise (SME) atau usaha kecil dan mikro tumbuh 8% yoy mencapai Rp 55,1 triliun.
Pencapaian ini positif mengingat dalam 2 tahun terakhir, kata Hery, penyaluran kredit SME mencatatkan angka negatif. Hal ini ditopang oleh upaya konsolidasi Bank Mandiri dari semua sisi.
"Baik dari sisi front end-nya, middle end, risk management dan back end, kredit operation. Dua tahun yang lalu segmen kredit SME tumbuh negatif sekarang sudah membaik. Salah satu mesin pendorong kami di tactical segment sudah tumbuh positif sekitar 8%," tambah Hary.
Adapun kualitas rasio kredit macet (non-performing loan/NPL) juga turun 64 basis poin (bps) menjadi 2,68%.
Laba bersih Bank Mandiri pada kuartal I ini tumbuh 23,4% yoy sebesar Rp 7,2 triliun.
Kenaikan ini disokong oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 15,05% yoy, penurunan biaya CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) atau penurunan cost of credit seiring dengan perbaikan kualitas kredit, hasil pengelolaan manajemen risiko dan portfolio kredit yang lebih optimal, dan pengendalian biaya operasional.
Kuartal I tahun ini, aset Bank Mandiri tumbuh 9,8% mencapai Rp 1.206 triliun.
Adapun dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 7,6% atau meningkat Rp 58,5 triliun dibandingkan kuartal I 2018 menjadi Rp 827,8 triliun. Sementara, net interest margin (NIM) turun 14 bps menjadi 5,66% karena terdampak peralihan portofolio kredit ke segmen dengan risiko yang lebih rendah.
(tas) Next Article Masih Punya Ruang Salurkan Kredit, Mandiri Bidik Sektor Ini
Most Popular