Wah! Ada yang Aneh dari Laba Garuda pada 2018

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
24 April 2019 18:14
Kompensasi
Foto: Airbus dan GMF AeroAsia menandatangani perjanjian perbaikan komponen pesawat. (CNBC Indonesia/Muhammad Choirul)
Namun, performa Garuda terselamatkan oleh satu perjanjian kerja sama yang membuat pos pendapatan lainnya tumbuh 19,86% YoY menjadi US$567,93 juta. Inilah yang menjadi game changer kinerja perusahaan pelat merah yang langganan merugi tersebut.  

Pada pos Pendapatan Lain-Lain Bersih terdapat 'pendapatan kompensasi atas hak pemasangan peralatan layanan konektivitas dan hiburan dalam pesawat dan manajemen konten' pada 2018 senilai US$239,94 juta (sekitar Rp2,9 triliun), dari semula nol pada 2017.  
Misteri Foto: Laporan Tahunan Garuda
Dari mana pendapatan lain-lain itu didapatkan? Jawabannya ada pada PT Mahata Aero Teknologi. Pada 31 Oktober 2018, Grup Garuda, termasuk Sriwijaya Air, mengadakan perjanjian kerja sama dengan Mahata untuk penyediaan layanan hiburan dan konektivitas dalam penerbangan (wi-fi on board). Perjanjian ini diamandemen pada 26 Desember 2018.  

Mahata akan “melakukan dan menanggung seluruh biaya penyediaan, pelaksanaan, pemasangan, pengoperasian, perawatan/pembongkaran dan pemeliharaan, penggantian peralatan layanan konektivitas dan hiburan dalam pesawat, serta manajemen konten.”  

Perseroan juga setuju membayar biaya kompensasi atas hak pemasangan layanan konektivitas dalam penerbangan di 153 pesawat milik Garuda sebesar US$131,94 juta, plus… biaya kompensasi sebesar US$80 juta atas hak pengelolaan layanan hiburan dalam pesawat dan manajemen konten untuk 99 pesawat Garuda setelah ditandatanganinya perjanjian.  

Artinya, perusahaan ini siap membayar sekitar Rp 2,5 triliun kepada Garuda, guna memasang wifi onboard di pesawat dan juga layanan konten film, permainan, dan hiburan musik yang biasa dinikmati oleh para penumpang pesawat grup Garuda.  

OK, US$131,94 juta ditambah US$80 juta adalah US$211,94 juta? Lalu dari mana sisa US$28 juta? Jawabannya adalah kompensasi yang dibayarkan Mahata dari PT Sriwijaya Air (Sriwijaya) yang ikut dalam perjanjian serupa untuk pemasangan dan pengelolaan wifi on board pada 50 pesawat yang dioperasikan Sriwijaya.  

Perjanjian yang berlaku sejak 14 Desember 2018 itu memiliki jangka waktu selama 15 tahun untuk Garuda dan 10 tahun untuk Sriwijaya. Hebat bukan? Betul, jika dibayar tunai.

NEXT

(ags/ags)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular