
Menteri Rini Ngotot Bikin Holding Bank BUMN, Apa Untungnya?
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
22 April 2019 14:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian BUMN berencana membuatĀ perusahaan induk (holding) perbankan di semester satu tahun ini. Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN, Gatot Trihargo, menyampaikan ada sejumlah potensi bisnis bagi bank dengan hadirnya holding perbankan ini.
Gatot mengambil contoh permasalahan backlog di PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) sebanyak 11 juta rumah. Menurut Gatot, holding perbankan nantinya akan mampu menyuntik dana ke BTN dan jumlahnya akan berlipat bila di right issue-kan. Dana hasil right issue tersebut nantinya bisa digunakan mengurangi masalah backlog.
"Dengan ekuitas BTN setara Rp22 triliun-Rp23 triliun kalau bisa chip in dana dari induknya ke BTN, taruh lah misalnya maksimal US$1 billion atau Rp14 triliun di-right issue-kan, kan bisa Rp22 triliun. Rp22 triliun itu bisa equal, double atau dua setengah kalinya dari kmampuan yang ada," ungkap Gatot di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (22/4/2019).
Gatot menegaskan hal ini diperlukan BTN mengingat keperluan rumah milenial di tahun-tahun ke depan akan bertambah 70 juta orang. Sebagai dampaknya, pembangunan rumah akan memberi trickle down effect ke 148 sektor turunannya di seluruh Indonesia.
"Backlog yang ada ini akan bisa dikruangi lebih cepat dari yang ada karena milenial akan nambah 70 juta orang yang baru. Jadi kebutuhan rumah bagus dan lagi ada trickle down effect yang berpengaruh ke 148 sektor turunannya di seluruh Indonesia," ungkap Gatot.
Proses pembentukan holding perbankan saat ini sedang memasuki tahap revisi dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang terdiri dari Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia. Gatot menyatakan tidak ada penundaan dalam proses pembentukannya alias tetap tahun ini.
"Ada masukan beberapa hal yang lebih realistis untuk di dalam quick win-nya. Nanti kalau holding [perbankan] jadi itu nanti IT akan diremapping lagi antara 4 bank yang ada, termasuk non-bank yaitu PNM, Pegadaian, Bahana, sama Jalin (PT Jalin Pembayaran Nusantara)," imbuh Gatot.
Gatot menambahkan nantinya PT Fintek Karya Nusantara (Finraya), pemilik merek sistem pembayaran LinkAja, akan masuk ke dalam holding perbankan tersebut. Ditargetkan pembentukan holding perbankan selesai semester 1 tahun ini.
Simak video tentang super holding yang akan gantikan kementerian BUMN di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Buka-bukaan Kementerian BUMN soal Pembentukan Holding Bank
Gatot mengambil contoh permasalahan backlog di PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) sebanyak 11 juta rumah. Menurut Gatot, holding perbankan nantinya akan mampu menyuntik dana ke BTN dan jumlahnya akan berlipat bila di right issue-kan. Dana hasil right issue tersebut nantinya bisa digunakan mengurangi masalah backlog.
"Dengan ekuitas BTN setara Rp22 triliun-Rp23 triliun kalau bisa chip in dana dari induknya ke BTN, taruh lah misalnya maksimal US$1 billion atau Rp14 triliun di-right issue-kan, kan bisa Rp22 triliun. Rp22 triliun itu bisa equal, double atau dua setengah kalinya dari kmampuan yang ada," ungkap Gatot di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (22/4/2019).
"Backlog yang ada ini akan bisa dikruangi lebih cepat dari yang ada karena milenial akan nambah 70 juta orang yang baru. Jadi kebutuhan rumah bagus dan lagi ada trickle down effect yang berpengaruh ke 148 sektor turunannya di seluruh Indonesia," ungkap Gatot.
Proses pembentukan holding perbankan saat ini sedang memasuki tahap revisi dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang terdiri dari Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia. Gatot menyatakan tidak ada penundaan dalam proses pembentukannya alias tetap tahun ini.
"Ada masukan beberapa hal yang lebih realistis untuk di dalam quick win-nya. Nanti kalau holding [perbankan] jadi itu nanti IT akan diremapping lagi antara 4 bank yang ada, termasuk non-bank yaitu PNM, Pegadaian, Bahana, sama Jalin (PT Jalin Pembayaran Nusantara)," imbuh Gatot.
Gatot menambahkan nantinya PT Fintek Karya Nusantara (Finraya), pemilik merek sistem pembayaran LinkAja, akan masuk ke dalam holding perbankan tersebut. Ditargetkan pembentukan holding perbankan selesai semester 1 tahun ini.
Simak video tentang super holding yang akan gantikan kementerian BUMN di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Buka-bukaan Kementerian BUMN soal Pembentukan Holding Bank
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular