
Analisis Fundamental
Perindo Terindikasi Gagal Lolos, Gimana Saham MNC Group?
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
18 April 2019 19:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu partai koalisi pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang terindikasi gagal memenuhi ambang batas parlemen 2019 adalah Partai Persatuan Indonesia (Perindo) yang dibentuk taipan Hary Tanoesoedibjo, pemilik Grup MNC.
Hasil hitung cepat (quick count) pemilihan legislatif dari Litbang Kompas mencatat nilai 2,85% untuk Perindo dari total suara masuk 92,8%.
Lalu, hasil hitung real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada pukul 18.30 WIB, pada Kamis (18/4/2019), juga mengindikasi perolehan serupa dengan capaian 2,5%, meski suara yang masuk baru 0,44%.
Dengan demikian, Perindo dapat diestimasi tidak lolos syarat minimum kursi parlemen, karena capaiannya di bawah ambang batas parlemen 4% dari jumlah suara sah secara nasional untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi anggota DPR.
Sentimen negatif ini tampaknya cukup mempengaruhi persepsi pasar di Bursa Efek Indonesia sehingga menggerakkan saham MNC Group. Pasalnya, beberapa anak usaha milik Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo ini juga terkoreksi pada penutupan perdagangan Kamis ini.
Harga saham induk PT MNC Investama Tbk (BHIT) anjlok 1,27% di level Rp 78/saham, PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) terkontraksi 1,55% di level Rp 950/saham, dan saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) turun 0,59% di level Rp 840/saham.
Adapun emiten Grup MNC lain mencatatkan pergerakan harga yang stagnan, misalnya PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) yang flat di level Rp 50/saham dan PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) juga stagnan Rp 151/saham.
Dua saham lainnya yakni PT MNC Land Tbk (KPIG) juga tak bergerak Rp 130/saham, dan PT MNC Studios International Tbk (MSIN) Rp 290/saham.
Pada dasarnya ada sentimen lain yang lebih fundamental yang menyebabkan saham BHIT dan MSKY sampai terkoreksi lebih dari 1%.
Mengacu laporan 2018, induk usaha Grup MNC yaitu MNC Investama alias BHIT mencatatkan penurunan laba bersih hingga 41,9% secara tahunan (YoY).
Perusahaan hanya membukukan laba bersih sebesar Rp 86,35 miliar dari sebelumnya Rp 148,62 miliar. Padahal, total penjualan di 2018 tercatat tumbuh 8,44% YoY dengan capaian Rp 14,73 triliun.
Pada dasarnya, laba tahun berjalan yang dicatatkan BHIT naik 80,14% secara tahunan, tapi proporsi yang didistribusikan sebagai laba untuk entitas induk tahun 2018 kurang dari 10%, di mana tahun 2017 sekitar 30%.
Lebih lanjut, berbeda dengan BHIT yang penjualannya mampu tumbuh, total pendapatan MSKY turun 2,73% dibanding tahun 2017, menjadi Rp 2,58 triliun. Perusahaan juga kembali mengantongi kerugian dengan perolehan sebesar Rp 228,11 miliar.
Namun nilai tersebut sedikit lebih baik dibandingkan kerugian pada tahun 2017 yang sebesar Rp 289,34 miliar. Kerugian tahun lalu berkurang karena MSKY mendapat manfaat pajak sebesar Rp 70,28 miliar.
Akankah saham-saham Grup MNC kembali menggeliat pasca-Pilpres 2019, atau malah akan terus terjerembab?
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Jokowi-Amin Diprediksi Menang, Saham Induk Grup Astra Melesat
Hasil hitung cepat (quick count) pemilihan legislatif dari Litbang Kompas mencatat nilai 2,85% untuk Perindo dari total suara masuk 92,8%.
Lalu, hasil hitung real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada pukul 18.30 WIB, pada Kamis (18/4/2019), juga mengindikasi perolehan serupa dengan capaian 2,5%, meski suara yang masuk baru 0,44%.
Sentimen negatif ini tampaknya cukup mempengaruhi persepsi pasar di Bursa Efek Indonesia sehingga menggerakkan saham MNC Group. Pasalnya, beberapa anak usaha milik Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo ini juga terkoreksi pada penutupan perdagangan Kamis ini.
Harga saham induk PT MNC Investama Tbk (BHIT) anjlok 1,27% di level Rp 78/saham, PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) terkontraksi 1,55% di level Rp 950/saham, dan saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) turun 0,59% di level Rp 840/saham.
Adapun emiten Grup MNC lain mencatatkan pergerakan harga yang stagnan, misalnya PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) yang flat di level Rp 50/saham dan PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) juga stagnan Rp 151/saham.
Dua saham lainnya yakni PT MNC Land Tbk (KPIG) juga tak bergerak Rp 130/saham, dan PT MNC Studios International Tbk (MSIN) Rp 290/saham.
Pada dasarnya ada sentimen lain yang lebih fundamental yang menyebabkan saham BHIT dan MSKY sampai terkoreksi lebih dari 1%.
Mengacu laporan 2018, induk usaha Grup MNC yaitu MNC Investama alias BHIT mencatatkan penurunan laba bersih hingga 41,9% secara tahunan (YoY).
Perusahaan hanya membukukan laba bersih sebesar Rp 86,35 miliar dari sebelumnya Rp 148,62 miliar. Padahal, total penjualan di 2018 tercatat tumbuh 8,44% YoY dengan capaian Rp 14,73 triliun.
Pada dasarnya, laba tahun berjalan yang dicatatkan BHIT naik 80,14% secara tahunan, tapi proporsi yang didistribusikan sebagai laba untuk entitas induk tahun 2018 kurang dari 10%, di mana tahun 2017 sekitar 30%.
Lebih lanjut, berbeda dengan BHIT yang penjualannya mampu tumbuh, total pendapatan MSKY turun 2,73% dibanding tahun 2017, menjadi Rp 2,58 triliun. Perusahaan juga kembali mengantongi kerugian dengan perolehan sebesar Rp 228,11 miliar.
Namun nilai tersebut sedikit lebih baik dibandingkan kerugian pada tahun 2017 yang sebesar Rp 289,34 miliar. Kerugian tahun lalu berkurang karena MSKY mendapat manfaat pajak sebesar Rp 70,28 miliar.
Akankah saham-saham Grup MNC kembali menggeliat pasca-Pilpres 2019, atau malah akan terus terjerembab?
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Jokowi-Amin Diprediksi Menang, Saham Induk Grup Astra Melesat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular