
Harga Batu Bara Reli, Saham Harum Energy Langsung Diburu
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
16 April 2019 12:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten pertambangan PT Harum Energy Tbk (HRUM) pada perdagangan sesi I Selasa ini (16/4/2019) naik terbatas saat harga batu bara dunia sedang reli.
Saat penutupan sesi I, harga saham HRUM naik 0,78% ke level harga Rp 1.290/saham. Volume perdagangan saham tercatat mencapai 1,17 juta unit senilai Rp 1,49 miliar.
Harga batu bara Newcastle berjangka yang menjadi patokan dunia sudah menguat selama 7 hari berturut-turut. Adanya hambatan pasokan lokal di China membuat pasar batu bara impor kembali bergairah.
Pada perdagangan Senin (15/4/2019) harga batu bara Newcastle kontrak pengiriman April di bursa Intercontinental Exchange (ICE) ditutup menguat 0,18% di posisi US$ 84,35/metrik ton. Namun sejak awal tahun 2019, kinerja harga batu bara masih tercatat negatif 17,34%.
Pelaku pasar kini cukup yakin batu bara asal pelabuhan Australia itu sudah dapat melewati bea cukai di China, seperti yang dilansir dari Argusmedia.
Selama 2018, Harum Energy mencatat laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk sebesar US$ 31,81 juta, turun dari laba US$45,27 juta di periode sama tahun sebelumnya.
Pendapatan naik menjadi US$336,71 juta dari US$325,59 juta dan kenaikan beban pokok menjadi US$235,23 juta dari US$213,71 juta membuat laba bruto turun menjadi US$101,48 juta dari laba bruto US$111,88 juta.
Laba sebelum pajak tercatat sebesar US$48,19 juta turun dari laba sebelum pajak US$73,03 juta tahun sebelumnya.
Total aset perseroan mencapai US$467,98 juta hingga periode 31 Desember 2018 naik dari total aset US$459,44 juta di periode hingga 31 Desember 2017.
(hps/tas) Next Article Bisnis Batu Bara Disoroti KPK, Ini Pergerakan Saham Emitennya
Saat penutupan sesi I, harga saham HRUM naik 0,78% ke level harga Rp 1.290/saham. Volume perdagangan saham tercatat mencapai 1,17 juta unit senilai Rp 1,49 miliar.
Harga batu bara Newcastle berjangka yang menjadi patokan dunia sudah menguat selama 7 hari berturut-turut. Adanya hambatan pasokan lokal di China membuat pasar batu bara impor kembali bergairah.
Pelaku pasar kini cukup yakin batu bara asal pelabuhan Australia itu sudah dapat melewati bea cukai di China, seperti yang dilansir dari Argusmedia.
Selama 2018, Harum Energy mencatat laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk sebesar US$ 31,81 juta, turun dari laba US$45,27 juta di periode sama tahun sebelumnya.
Pendapatan naik menjadi US$336,71 juta dari US$325,59 juta dan kenaikan beban pokok menjadi US$235,23 juta dari US$213,71 juta membuat laba bruto turun menjadi US$101,48 juta dari laba bruto US$111,88 juta.
Laba sebelum pajak tercatat sebesar US$48,19 juta turun dari laba sebelum pajak US$73,03 juta tahun sebelumnya.
Total aset perseroan mencapai US$467,98 juta hingga periode 31 Desember 2018 naik dari total aset US$459,44 juta di periode hingga 31 Desember 2017.
(hps/tas) Next Article Bisnis Batu Bara Disoroti KPK, Ini Pergerakan Saham Emitennya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular