Sudah 7 Hari Harga Batu Bara Menguat, Akankah Berlanjut?
16 April 2019 08:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara Newcastle berjangka sudah menguat selama tujuh hari berturut-turut. Adanya hambatan pasokan lokal di China membuat pasar batu bara impor kembali bergairah.
Pada perdagangan Senin (15/4/2019) harga batu bara Newcastle kontrak pengiriman April di bursa Intercontinental Exchange (ICE) ditutup menguat 0,18% di posisi US$ 84,35/metrik ton. Namun sejak awal tahun 2019, kinerja harga batu bara masih tercatat negatif 17,34%.
Pelaku pasar kini cukup yakin batu bara asal Australia dapat melewati bea cukai di China, seperti yang dilansir dari Argusmedia.
Sejak hari minggu lalu, jalur kereta Daqin yang merupakan penghubung antara tambang-tambang utama provinsi Shaanxi masuk dalam masa perawatan. Akibatnya, distribusi pasokan mengalami hambatan yang cukup signifikan, mengingat Shaanxi merupakan wilayah penghasil batu bara terbesar ketiga di China.
Dari sisi permintaan juga faktornya cukup mendukung. Mengutip Reuters, suhu yang mulai meningkat akan mendorong permintaan energi listrik. Karena biasanya kebutuhan listrik meningkat seiring dengan penggunaan pendingin udara yang intensif kala cuaca memanas.
Selain itu pelaku pasar mulai mengapresiasi lonjakan impor batu bara China sepanjang bulan Maret yang naik 33,1% dibanding bulan sebelumnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/taa)
Pada perdagangan Senin (15/4/2019) harga batu bara Newcastle kontrak pengiriman April di bursa Intercontinental Exchange (ICE) ditutup menguat 0,18% di posisi US$ 84,35/metrik ton. Namun sejak awal tahun 2019, kinerja harga batu bara masih tercatat negatif 17,34%.
Pelaku pasar kini cukup yakin batu bara asal Australia dapat melewati bea cukai di China, seperti yang dilansir dari Argusmedia.
Sejak hari minggu lalu, jalur kereta Daqin yang merupakan penghubung antara tambang-tambang utama provinsi Shaanxi masuk dalam masa perawatan. Akibatnya, distribusi pasokan mengalami hambatan yang cukup signifikan, mengingat Shaanxi merupakan wilayah penghasil batu bara terbesar ketiga di China.
Dari sisi permintaan juga faktornya cukup mendukung. Mengutip Reuters, suhu yang mulai meningkat akan mendorong permintaan energi listrik. Karena biasanya kebutuhan listrik meningkat seiring dengan penggunaan pendingin udara yang intensif kala cuaca memanas.
Selain itu pelaku pasar mulai mengapresiasi lonjakan impor batu bara China sepanjang bulan Maret yang naik 33,1% dibanding bulan sebelumnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Artikel Selanjutnya
Harga Batu Bara Rebound, Akankah Terus Menguat?
(taa/taa)