Batu Bara Tertekan, Bisa Turun di Bawah US$ 50/ton Lagi Nih

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
03 September 2020 10:44
Labourers load coal on trucks at Bari Brahamina in Jammu May 20, 2010. REUTERS/Mukesh Gupta/Files
Foto: REUTERS/Mukesh Gupta/Files

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara termal Newcastle untuk kontrak yang aktif diperdagangkan kemarin ditutup anjlok cukup dalam. Harga batu bara kembali turun menuju level US$ 50/ton.

Pada Rabu (2/9/2020), harga batu bara termal Newcastle anjlok 1,7% ke US$ 51,7 per ton. Dalam sebulan terakhir harga batu bara terendah tercatat di US$ 48/ton dan tertinggi di US$ 54/ton.

Berdasarkan data pelacakan kapal Refinitiv, impor batu bara termal maupun kokas India pada bulan lalu tercatat mencapai 12,2 juta ton. Hingga akhir Agustus impor batu bara India diperkirakan mencapai 12,7 juta ton untuk angka maksimalnya.

Penurunan volume impor India ini tak terlepas dari penerapan lockdown nasional yang ditempuh oleh negara tersebut pada Maret lalu untuk mengendalikan penyebaran virus corona di negara terpadat kedua di dunia sekaligus importir kedua terbesar setelah China.

Volume impor batu bara India di bulan Juli juga berada di angka 12 juta ton yang artinya tidak terlalu berbeda dengan volume impor Agustus. Impor batu bara India tercatat paling parah di bulan Juni dengan total impor hanya 8,8 juta ton saja.

Meski ada perbaikan di bulan Juli, tetapi impornya masih turun 17% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Impor batu bara Agustus pun anjlok 24% (yoy) di bawah 16 juta ton tahun lalu, melansir Reuters.

Untuk delapan bulan pertama tahun ini, impor batu bara India tercatat mencapai 113,96 juta ton atau 18,9% lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu. Hal ini jelas berdampak signifikan terhadap para pemasok batu bara impor India yakni Indonesia dan Australia.

Namun sedikit ada kabar baik. Kali ini kabar baiknya dari Eropa. Pembangkit listrik berbahan bakar batu bara Eropa mencatatkan terjadinya pemulihan moderat pada bulan Agustus.

Selain itu prospek pembakaran batu bara musim dingin telah membaik dalam beberapa pekan terakhir. Analisis Argus menunjukkan bahwa pembakaran batu bara September-Desember hanya akan turun sedikit dari tahun sebelumnya.

Mengutip Argus Media, pembangkit listrik berbahan bakar batu bara agregat di Jerman, Prancis, Spanyol dan Inggris adalah 2,4TWh bulan lalu, tertinggi sejak Maret. Ini menunjukkan penurunan output tahun ke tahun sebesar 35,9%, tetapi merupakan salah satu penurunan bulanan terkecil dalam dua tahun terakhir.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Rata-Rata Batu Bara Diproyeksi Lebih Rendah Pada 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular