
Jelang Pilpres Esok, Harga SUN Kembali Menguat Hari Ini
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
16 April 2019 11:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (15/4/2019), melanjutkan penguatan yang terjadi Senin kemarin.
Penguatan harga efek utang pemerintah tersebut sejalan dengan sentimen positif dari damai dagang China-Amerika Serikat yang semakin menunjukkan perkembangan positif, meskipun di dalam negeri sedang dihadapi momentum Pilpres 2019 besok, yang diprediksi akan membuat investor menunggu sesaat.
Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan koreksi yang terjadi di mayoritas pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.
Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
(irv/tas) Next Article Sentimen Negatif Global & Dolar AS Tekan Harga SUN
Penguatan harga efek utang pemerintah tersebut sejalan dengan sentimen positif dari damai dagang China-Amerika Serikat yang semakin menunjukkan perkembangan positif, meskipun di dalam negeri sedang dihadapi momentum Pilpres 2019 besok, yang diprediksi akan membuat investor menunggu sesaat.
Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan koreksi yang terjadi di mayoritas pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.
Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling menguat adalah FR0068 yang bertenor 15 tahun dengan penurunan yield 2,9 basis poin (bps) menjadi 8,21%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Tiga seri acuan lain juga menguat tetapi dengan penurunan yield yang lebih tipis dibanding seri 15 tahun.
Sumber: Refinitiv
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 368,4 triliun SBN, atau 38,16% dari total beredar Rp 2.537 triliun berdasarkan data per 12 April.
Angka kepemilikannya masih positif atau bertambah Rp 75,15 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama.
Nilai kepemilikan investor asing tersebut kembali menembus rekor tertinggi sepanjang masa, melampaui Rp 967,41 triliun pada 11 April, seiring dengan bertambahnya nilai SUN yang diterbitkan pemerintah.
Penguatan di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas tetapi berbalik dengan rupiah, yang masing-masingnya menguat 0,2% dan melemah tipis 0,04%.
Dari pasar surat utang negara berkembang, sebagian besar masih terkoreksi karena penguatan hanya terjadi di Brasil, India, dan Afsel.
Di negara maju, penguatan juga hanya terjadi di pasar JGB Jepang dan US Treasury AS, yang menunjukkan investor global masih menggemari instrumen berisiko seperti di pasar ekuitas masing-masing negara di tengah kondisi pasar keuangan global yang kondusif seperti sekarang ini.
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
Seri acuan yang paling menguat adalah FR0068 yang bertenor 15 tahun dengan penurunan yield 2,9 basis poin (bps) menjadi 8,21%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Tiga seri acuan lain juga menguat tetapi dengan penurunan yield yang lebih tipis dibanding seri 15 tahun.
Yield Obligasi Negara Acuan 16 Apr'19 | |||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 15 Apr'19 (%) | Yield 16 Apr'19 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 15 Apr'19 |
FR0077 | 5 tahun | 7.145 | 7.131 | -1.40 | 7.1178 |
FR0078 | 10 tahun | 7.664 | 7.65 | -1.40 | 7.6364 |
FR0068 | 15 tahun | 8.088 | 8.059 | -2.90 | 8.0625 |
FR0079 | 20 tahun | 8.234 | 8.212 | -2.20 | 8.1956 |
Avg movement | -1.98 |
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 368,4 triliun SBN, atau 38,16% dari total beredar Rp 2.537 triliun berdasarkan data per 12 April.
Angka kepemilikannya masih positif atau bertambah Rp 75,15 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama.
Nilai kepemilikan investor asing tersebut kembali menembus rekor tertinggi sepanjang masa, melampaui Rp 967,41 triliun pada 11 April, seiring dengan bertambahnya nilai SUN yang diterbitkan pemerintah.
Penguatan di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas tetapi berbalik dengan rupiah, yang masing-masingnya menguat 0,2% dan melemah tipis 0,04%.
Dari pasar surat utang negara berkembang, sebagian besar masih terkoreksi karena penguatan hanya terjadi di Brasil, India, dan Afsel.
Di negara maju, penguatan juga hanya terjadi di pasar JGB Jepang dan US Treasury AS, yang menunjukkan investor global masih menggemari instrumen berisiko seperti di pasar ekuitas masing-masing negara di tengah kondisi pasar keuangan global yang kondusif seperti sekarang ini.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang | |||
Negara | Yield 15 Apr'19 (%) | Yield 16 Apr'19 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil | 8.99 | 8.91 | -8.00 |
China | 3.375 | 3.401 | 2.60 |
Jerman | 0.054 | 0.057 | 0.30 |
Perancis | 0.419 | 0.42 | 0.10 |
Inggris | 1.22 | 1.222 | 0.20 |
India | 7.393 | 7.386 | -0.70 |
Jepang | -0.033 | -0.039 | -0.60 |
Malaysia | 3.766 | 3.78 | 1.40 |
Filipina | 6.104 | 6.117 | 1.30 |
Rusia | 8.23 | 8.24 | 1.00 |
Singapura | 2.111 | 2.135 | 2.40 |
Thailand | 2.455 | 2.49 | 3.50 |
Amerika Serikat | 2.553 | 2.547 | -0.60 |
Afrika Selatan | 8.485 | 8.47 | -1.50 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/tas) Next Article Sentimen Negatif Global & Dolar AS Tekan Harga SUN
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular