Soal Restrukturisasi Utang, Ini Pernyataan Bos Krakatau Steel

Monica Wareza, CNBC Indonesia
15 April 2019 17:22
Manajemen emiten baja BUMN, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), enggan berkomentar terkait dengan proses restrukturisasi utang.
Foto: Silmy Karim (Ist Detik Finance)
Jakarta,CNBC Indonesia - Manajemen emiten baja BUMN, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), enggan berkomentar terkait dengan proses restrukturisasi utang yang dilakukan kepada beberapa kreditor perusahaan, termasuk dari bank-bank milik pemerintah atau Himbara.

Salah satu kreditor KRAS yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sudah mengungkapkan mekanisme restrukturisasi yang dilakukan termasuk penerbitan obligasi konversi alias convertible bond.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan saat ini proses restrukturisasi terus berlangsung, hanya saja pihaknya belum bisa menjelaskan secara detail terkait dengan rencana tersebut.


"Nanti kalau sudah tuntas saya sampaikan. Saya tidak mungkin menyampaikan suatu hal yg belum pasti. Ini perusahaan publik. Restrukturisasi dalam proses," kata Silmy Karim, kepada CNBC Indonesia, Senin (15/4).

Adapun berdasarkan laporan keuangan 2018, rugi bersih KRAS tercatat senilai US$ 74,82 juta atau Rp 1,05 triliun (kurs Rp 14.000/US$) menurun dibandingkan 2017 senilai US$ 81,74 juta.

Selain itu, KRAS mencatatkan kenaikan pendapatan 20% menjadi US$ 1,73 miliar, dibandingkan 2017 sebesar US$ 1,44 miliar.

Namun, yang menjadi tantangan terbesar dari emiten ini adalah utang sepanjang 2018 yang tercatat US$ 2,49 miliar. Jumlah ini naik 10,45% dibandingkan 2017 sebesar US$ 2,26 miliar.

Utang jangka pendek yang dimiliki KRAS lebih besar dibandingkan utang jangka panjang. Utang jangka pendek KRAS senilai US$ 1,59 miliar, naik 17,38% dibandingkan 2017 senilai US$ 1,36 miliar. Sementara utang jangka panjang pabrik baja pelat merah ini sebesar US$ 899,43 juta.

Pada Senin pagi ini, manajemen Bank Mandiri
menyatakan telah menyetujui proposal restrukturisasi utang yang diajukan oleh Krakatau Steel.

Skema restrukturisasi yang akan dilakukan adalah melalui pengurangan aset dan penerbitan
convertible bond.

Saat ini, Bank Mandiri menjadi kreditor terbesar bagi KRAS dengan kredit jangka pendek senilai US$ 225 juta atau Rp 3,17 triliun dan Rp 830 miliar.

"Intinya kami mendukung [restrukturisasi], Krakatau Steel ini
kan industri strategis nasional dan kami melihat prospek ke depan dengan pertumbuhan demand dari sektor infrastruktur dan konstruksi harusnya masih bagus, jadi kami mendukung," kata Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (15/4/2019). 


(tas) Next Article Lolos Dari Kebangkrutan, Saham Krakatau Steel Layak Diburu?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular