Buntut Jatuhnya 737 MAX, Pemegang Saham Gugat Boeing

Wangi Sinintya, CNBC Indonesia
10 April 2019 19:03
Pemegang saham akan menggugat Boeing karena dianggap menipu pemegang saham dengan menyembunyikan kekurangan keamanan di pesawat 737 MAX.
Foto: Boeing 737 MAX (REUTERS/Matt Mills McKnight/File Photo)
Jakarta, CNBC IndonesiaBoeing Co menghadapi masalah baru. Pemegang saham akan menggugat produsen pesawat Amerika Serikat (AS) ini, karena dianggap menipu pemegang saham dengan menyembunyikan kekurangan keamanan di pesawat 737 MAX sebelum dua kecelakaan fatal.

Seperti diketahui, akibat dua tragedi jatuhnya 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines dan Lion Air, seluruh pesawat jenis ini tidak bisa diterbangkan.

Usulan gugatan class action yang diajukan di pengadilan federal Chicago menginginkan ganti rugi atas dugaan pelanggaran kecurangan sekuritas, setelah nilai pasar Boeing anjlok hingga US$ 34 miliar (Rp 481 triliun) dalam waktu dua minggu, sejak kecelakaan 10 Maret 2019 dari Ethiopian Airlines..

Chief Executive Officer (CEO) Boeing, Dennis Muilenburg, dan Chief Financial Officer (CFO), Gregory Smith, juga disebut sebagai terdakwa.

Dilansir dari Reuters, Rabu (10/4/2019), juru bicara Boeing, Charles Bickers, tidak dapat segera berkomentar terkait hal tersebut.



Menurut keluhan tersebut, Boeing 'secara efektif menempatkan keuntungan dan pertumbuhan di atas keselamatan dan kejujuran pesawat' dengan memasukkan 737 MAX ke pasar untuk bersaing dengan Airbus SE, sementara meninggalkan fitur 'ekstra' atau 'opsional' yang dirancang mencegah Ethiopian Airlines dan Lion Air jatuh.

Richard Seeks, penggugat utama, mengatakan kompromi Boeing mulai muncul setelah kecelakaan Ethiopian Airlines yang menewaskan 157 penumpang, lima bulan setelah kecelakaan Lion Air yang juga menewaskan 189 penumpang.

Seeks mengatakan dia membeli 300 saham Boeing pada awal Maret, dan menjualnya dengan kerugian dalam dua minggu terakhir. Penggugat mencari ganti rugi bagi investor saham Boeing dari 8 Januari hingga 21 Maret.

Para pemegang saham sering mengajukan tuntutan hukum terhadap perusahaan-perusahaan yang melakukan penipuan sekuritas, karena menyembunyikan informasi negatif material yang menyebabkan harga saham merosot setelah dipublikasikan.

Boeing yang berbasis di Chicago menghadapi banyak tuntutan hukum lainnya atas kecelakaan itu, termasuk oleh keluarga korban dan oleh para pengambil bagian dalam rencana pensiun karyawannya.

Boeing mengatakan, pesanan pesawat pada kuartal pertama turun menjadi 95 unit dari 180 unit pada tahun sebelumnya, tanpa ada pesanan untuk 737 MAX setelah penangguhan di seluruh dunia.

Pada 5 April, Boeing mengatakan akan memangkas produksi 737 bulanan menjadi 42 pesawat dari 52 pesawat, dan membuat kemajuan pada pembaruan perangkat lunak 737 MAX untuk mencegah kecelakaan lebih lanjut.


(wed/wed) Next Article Nasib Buruk Belum Pergi, Boeing Tunda Kirim 787 Dreamliner

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular