
Ini Dia Penyebab Lesunya Ekonomi Global Versi IMF
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
10 April 2019 07:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana Moneter Internasional (IMF) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini untuk kali ketiga sejak Oktober lalu.
Dalam World Economic Outlook (WEO) 2019 yang dirilis Selasa (9/4/2019), IMF kini memperkirakan produk domestik bruto (PDB) dunia hanya akan tumbuh 3,3% di 2019 dan 3,6% di 2020.
Lembaga yang bermarkas di Washington, Amerika Serikat (AS), itu di Oktober lalu memproyeksikan pertumbuhan global sebesar 3,7% kemudian direvisi turun menjadi 3,5% di Januari lalu.
"Pengaruh umum terhadap sentimen di negara-negara maju dan berkembang adalah tingginya ketidakpastian politik di tengah langkah-langkah kebijakan dan kesulitan mencapai kesepakatan dalam berbagai isu kontroversial," tulis IMF dalam laporannya tersebut, dikutip Rabu.
"Perpanjangan gencatan senjata dalam sengketa perdagangan AS-China telah membawa angin segar meskipun di sisi lain terjadi guncangan kebijakan termasuk negosiasi Brexit, pembicaraan terkait anggaran Italia, perubahan kebijakan di Meksiko, penutupan pemerintah federal AS, dan kebijakan AS di Iran," tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, IMF menyarankan perlunya kerja sama ekonomi global untuk menangkis seluruh risiko tersebut.
"Ini adalah momen yang rentan bagi ekonomi global," kata kepala ekonom IMF Gita Gopinath dalam konferensi pers yang membahas laporan itu, dilansir dari Reuters.
Berbagai pemerintah negara-negara di dunia perlu untuk bersama-sama membuka buku panduan mereka jika perlambatan pertumbuhan ini menjadi lebih serius, kata Gopinath. Ia menambahkan bawah kebijakan moneter yang lebih longgar mungkin juga diperlukan.
"Dalam konteks ini, menghindari kesalahan pengambilan kebijakan yang dapat mengganggu kegiatan ekonomi harus menjadi prioritas utama," tulis IMF.
Dalam laporannya, IMF juga memperkirakan ekonomi AS hanya tumbuh 2,3% di 2019 dari 2,5% yang diperkirakan di Oktober lalu sebagai dampak penutupan pemerintah atau government shutdown Desember hingga Januari lalu. Perlambatan pertumbuhan itu akan berlanjut di 2020 menjadi 1,9% akibat hilangnya stimulus fiskal dari pemerintahan Presiden Donald Trump.
Sementara itu, China diperkirakan tumbuh 6,3% di 2019 dibandingkan 6,2% yang diperkirakan di Oktober lalu. Namun, angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan capaian Negeri Tirai Bambu di 2018 yang mencatatkan ekspansi 6,6% bagi produk domestik brutonya (PDB).
Pada 2020, China diperkirakan akan tumbuh lebih lambat di level 6,1%.
Untuk Uni Eropa, IMF memangkas habis proyeksi pertumbuhannya akibat ketidakpastian politik, terutama Brexit, dan melambatnya ekonomi Jerman. IMF dengan tajam memangkas proyeksi pertumbuhan PDB zona euro menjadi hanya 1,3% di 2019 dibandingkan 1,9% dalam perkiraan yang dibuat Oktober tahun lalu.
(prm) Next Article Video: IMF Kerek Naik Proyeksi Ekonomi Global 2024
Dalam World Economic Outlook (WEO) 2019 yang dirilis Selasa (9/4/2019), IMF kini memperkirakan produk domestik bruto (PDB) dunia hanya akan tumbuh 3,3% di 2019 dan 3,6% di 2020.
Lembaga yang bermarkas di Washington, Amerika Serikat (AS), itu di Oktober lalu memproyeksikan pertumbuhan global sebesar 3,7% kemudian direvisi turun menjadi 3,5% di Januari lalu.
"Perpanjangan gencatan senjata dalam sengketa perdagangan AS-China telah membawa angin segar meskipun di sisi lain terjadi guncangan kebijakan termasuk negosiasi Brexit, pembicaraan terkait anggaran Italia, perubahan kebijakan di Meksiko, penutupan pemerintah federal AS, dan kebijakan AS di Iran," tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, IMF menyarankan perlunya kerja sama ekonomi global untuk menangkis seluruh risiko tersebut.
![]() |
"Ini adalah momen yang rentan bagi ekonomi global," kata kepala ekonom IMF Gita Gopinath dalam konferensi pers yang membahas laporan itu, dilansir dari Reuters.
Berbagai pemerintah negara-negara di dunia perlu untuk bersama-sama membuka buku panduan mereka jika perlambatan pertumbuhan ini menjadi lebih serius, kata Gopinath. Ia menambahkan bawah kebijakan moneter yang lebih longgar mungkin juga diperlukan.
"Dalam konteks ini, menghindari kesalahan pengambilan kebijakan yang dapat mengganggu kegiatan ekonomi harus menjadi prioritas utama," tulis IMF.
Dalam laporannya, IMF juga memperkirakan ekonomi AS hanya tumbuh 2,3% di 2019 dari 2,5% yang diperkirakan di Oktober lalu sebagai dampak penutupan pemerintah atau government shutdown Desember hingga Januari lalu. Perlambatan pertumbuhan itu akan berlanjut di 2020 menjadi 1,9% akibat hilangnya stimulus fiskal dari pemerintahan Presiden Donald Trump.
Sementara itu, China diperkirakan tumbuh 6,3% di 2019 dibandingkan 6,2% yang diperkirakan di Oktober lalu. Namun, angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan capaian Negeri Tirai Bambu di 2018 yang mencatatkan ekspansi 6,6% bagi produk domestik brutonya (PDB).
Pada 2020, China diperkirakan akan tumbuh lebih lambat di level 6,1%.
Untuk Uni Eropa, IMF memangkas habis proyeksi pertumbuhannya akibat ketidakpastian politik, terutama Brexit, dan melambatnya ekonomi Jerman. IMF dengan tajam memangkas proyeksi pertumbuhan PDB zona euro menjadi hanya 1,3% di 2019 dibandingkan 1,9% dalam perkiraan yang dibuat Oktober tahun lalu.
(prm) Next Article Video: IMF Kerek Naik Proyeksi Ekonomi Global 2024
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular