
Masih 'Berdarah-darah', Boeing Rugi Rp 7,7 T di Q1 2021

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa dirgantara asal Amerika Serikat (AS) Boeing pada Rabu (28/4/2021) melaporkan kerugian US$ 537 juta (Rp 7,7 triliun) pada kuartal pertama (Q1) 2021. Namun ini masih lebih baik dibanding tahun lalu, di mana kerugian mencapai US$641 juta (Rp 9,2 triliun).
Mengutip AFP, CEO Boeing Dave Calhoun mengatakan pemulihan terlihat kala Boeing 737 MAX yang mulai diizinkan mengudara kembali. Vaksinasi corona global juga mendukung ini.
"Sementara pandemi global terus menantang lingkungan pasar secara keseluruhan, kami memandang 2021 sebagai titik perubahan utama bagi industri kami," kata Kepala Eksekutif Boeing Dave Calhoun.
"Karena distribusi vaksin dipercepat dan kami bekerja sama di seluruh pemerintah dan industri untuk membantu memungkinkan pemulihan yang kuat."
Meski begitu, Calhoun, tetap memperingatkan bahwa masih banyak ketidakpastian. Maskapai penerbangan juga masih beroperasi dengan kapasitas kurang dari 60% kapasitas global.
Ia mengatakan tidak melihat pemulihan penuh di pasar maskapai penerbangan komersial ke level sebelum Covid hingga 2023 atau 2024. Boeing juga menghadapi permasalahan produksi, di mana biaya produksi meningkat seiring dengan supplier yang merasa kesulitan untuk memasok material akibat pandemi
Sebelumnya, regulator penerbangan AS, FAA, menyetujui MAX untuk melanjutkan penerbangan pada November. Sejak itu, Boeing telah mengirimkan lebih dari 85 pesawat MAX.
Tetapi awal bulan ini, Boeing memberitahu 16 maskapai penerbangan tentang masalah kelistrikan dengan jet, yang menyebabkan lebih dari 100 pesawat MAX di seluruh dunia di-grounded sekali lagi. Boeing juga telah menangguhkan pengiriman MAX.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aduh, Ada Cacat pada Pesawat Boeing 787 Dreamliner