Pemeriksa Boeing 737 MAX Tak Kompeten, Begini Respons FAA

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
06 April 2019 10:30
Elwell mengatakan Kantor Audit dan Evaluasi FAA pada bulan November telah menginvestigasi tuduhan tersebut.
Foto: Pesawat Boeing 737 Max di pabrik Boeing di Renton, Washington, AS (REUTERS/Lindsey Wasson)
Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang karyawan agensi yang tak bersedia disebutkan namanya (whistleblower) mengatakan kepada penyelidik kongres bahwa inspektur keselamatan penerbangan Federal Aviation Administration (FAA) yang mensertifikasi Boeing 737 MAX mungkin tidak memenuhi syarat.

Namun, Pejabat Administrator FAA Dan Elwell FAA langsung menyampaikan pembelaannya pada hari Jumat (5/4/2019) melalui sebuah surat kepada Senator Roger Wicker. FAA merupakan regulator penerbangan utama Amerika Serikat (AS).

Elwell mengatakan Kantor Audit dan Evaluasi FAA pada bulan November telah menginvestigasi tuduhan tersebut.

Elwell juga mengatakan tuduhan orang itu tidak ditujukan pada inspektur yang mengevaluasi perangkat lunak anti-stall atau anti macet di pesawat 737 MAX, tetapi tuduhan itu khusus untuk kelompok evaluasi pesawat.

Elwell menyebut inspektur yang dipermasalahkan tidak bekerja pada 737 MAX, ia juga tidak mengatakan pesawat mana yang mungkin telah mereka periksa.

Sebelumnya, awal pekan ini, senator Partai Republik mengatakan dalam suratnya kepada FAA bahwa inspektur yang tidak berkualifikasi mungkin telah merusak evaluasi perangkat lunak 737 MAX.

Wicker juga mengatakan informasi dari whistleblower dan dokumen menunjukkan FAA diberitahu tentang pelatihan dan masalah sertifikasi pada awal Agustus 2018, sebelum kecelakaan di Indonesia terjadi.

Elwell mengatakan tuduhan itu telah dicari tahu kebenarannya selama penyelidikan dan akan diperbaiki secepat mungkin. Ia juga menyebut manajer lini depan yang melayangkan tuduhan terhadap inspektur kami itu tidak lagi bekerja bersama FAA."

"Kami mendorong semua karyawan untuk menghapuskan masalah yang dapat membahayakan standar keselamatan kami melalui pemanfaatan perlindungan whistleblower yang kuat dan program investigasi internal," tambah Elwell dalam suratnya, mengutip Reuters.

FAA telah mendapat kecaman karena mendelegasikan beberapa tanggung jawab sertifikasi kepada Boeing dan produsen lain.

Boeing pekan lalu mengatakan telah memprogram ulang perangkat lunak pada 737 MAX-nya untuk mencegah data yang salah memicu sistem anti-stall yang sedang dalam pengawasan ketat.

Pada hari Senin, perusahaan mengatakan akan mengajukan perbaikan ke FAA untuk persetujuan dalam beberapa minggu mendatang. Reuters melaporkan Boeing sedang menangani masalah integrasi perangkat lunak.

Jaksa federal juga meninjau sertifikasi pesawat dengan bantuan dari FBI, kantor inspektur jenderal Departemen Transportasi dan panel pita biru yang akan dinamai oleh Sekretaris Transportasi Elaine Chao. FAA juga mengumumkan akan meluncurkan tim Tinjauan Teknis Otoritas Gabungan untuk meninjau 737 MAX.

Akibat dua kecelakaan yang terjadi dalam kurun waktu kurang dari lima bulan itu, pesawat Boeing 737 MAX telah dilarang terbang di puluhan negara. Secara total, ada lebih dari 300 Boeing 737 MAX yang dilarang terbang di seluruh dunia.

Dua kecelakaan yang terjadi di Indonesia pada Oktober dan di Ethiopia bulan lalu itu telah menyebabkan 300 lebih orang tewas.
(hps/hps) Next Article Boeing 737 MAX Boleh Terbang Lagi, Garuda dan Lion Belum Bisa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular