Nasib Buruk Belum Pergi, Boeing Tunda Kirim 787 Dreamliner

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
09 September 2020 09:58
foto : Ist/www.boeing.com
Foto: Ist/www.boeing.com

Jakarta, CNBC IndonesiaBoeing Co mengumumkan penundaan pengiriman pesawat 787 Dreamliner pada Selasa (8/9/2020). Penundaan itu dilakukan karena perusahaan menemukan ada tiga kekurangan produksi terpisah di pesawat itu selama setahun terakhir.

Pesawat 787 Dreamliner merupakan alternatif untuk pesawat terlarisnya, 737 MAX, yang sedang dikandangkan (grounded) setelah terlibat dua kecelakaan fatal.

"Dalam edisi terbaru, Boeing mengetahui selama pembuatan stabilizer horizontal 787 bahwa beberapa komponen dijepit dengan gaya yang lebih besar dari yang ditentukan, yang dapat mengakibatkan verifikasi celah dan shimming yang tidak tepat," tulis Reuters.

"Boeing mengidentifikasi masalah tersebut pada Februari dan mengumumkannya pada Selasa," tambah media itu.

Di sisi lain, Federal Aviation Administration (FAA) pada hari yang sama juga mengatakan sedang menyelidiki hal tersebut. Lembaga itu juga mengatakan terus terlibat dengan Boeing.

Seseorang yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut mengatakan masalah stabilizer horizontal dapat melibatkan pemeriksaan sebanyak sekitar 900 pesawat.

Namun demikian, Boeing mengatakan masalah stabilizer yang diidentifikasi di pabrik produksi di Salt Lake City, Utah, sedang diperbaiki pada pesawat yang belum dikirim. Masalah itu juga bukan masalah keselamatan penerbangan langsung, jelasnya.

"Analisis sedang dilakukan untuk menentukan apakah tindakan diperlukan pada armada dalam layanan," kata Boeing.

Sebelumnya pada Senin, FAA telah mengatakan pihaknya juga sedang menyelidiki dua kekurangan manufaktur lainnya di sejumlah pesawat 787 Dreamliner milik Boeing. Namun, lembaga itu juga mengatakan bahwa masih terlalu dini baginya untuk menentukan apakah itu akan memerlukan inspeksi baru.

Pada akhir Agustus, Boeing mengatakan bahwa ada maskapai penerbangan yang menghentikan penerbangan menggunakan delapan 787 Dreamliner sebagai akibat dari dua masalah manufaktur berbeda di bagian badan pesawat.

Boeing mengatakan pada Senin bahwa beberapa pesawat memiliki potongan material (shims) yang ukurannya tidak sesuai, dan beberapa pesawat memiliki area yang tidak memenuhi spesifikasi kerataan kulit. Boeing juga pernah mengidentifikasi masalah shimming pada Agustus 2019.

"Secara individual masalah ini, meski tidak memenuhi spesifikasi, masih memenuhi syarat batas beban. Namun, jika digabungkan di lokasi yang sama, mengakibatkan kondisi yang tidak memenuhi persyaratan batas beban," kata Boeing.

Sebagai akibat dari inspeksi pada masalah terbaru, Boeing mengatakan pada Selasa bahwa itu mungkin akan mempengaruhi waktu pengiriman pesawat 787 baru.

Selain membahas soal kekurangan tersebut, pada kesempatan yang sama Boeing juga mengatakan telah menerima pesanan pesawat 737 MAX pertamanya pada tahun 2020. Namun, ada juga lebih banyak pembatalan pemesanan terjadi pada pesawat itu.

Pada Agustus, Boeing mengatakan kehilangan 17 pesanan lagi untuk pesawat 737 MAX, sehingga jumlah total pesanan yang dibatalkan menjadi 445 unit untuk tahun ini. Itu sudah termasuk pesanan untuk mengubah pembelian MAX ke model yang berbeda.

Pada Agustus juga, jumlah pengiriman pesawat Boeing mengalami penurunan, yaitu hanya 13 pesawat, turun dari 18 pesawat setahun sebelumnya.
Boeing tercatat di bursa AS, Wall Street. Pada Selasa kemarin, harga saham Boeing turun 5,8%.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aduh, Ada Cacat pada Pesawat Boeing 787 Dreamliner

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular