
Patah Hati Investor dan Harga CPO yang Merana (Lagi)
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
10 April 2019 16:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) kembali amblas pada perdagangan hari Rabu (10/4/2019) seiring dengan perkembangan stok minyak sawit Malaysia yang tak sesuai harapan pelaku pasar.
Inventori minyak sawit Malaysia per akhir Maret 2019 ternyata hanya turun sebesar 142.000 ton menjadi 2,91 juta ton berdasarkan rilis data yang dilakukan oleh Malaysia Palm Oil Board (MPOB) pada hari Rabu (10/4/2019).
Hal tersebut terjadi karena produksi yang meningkat sebesar 8,3% menjadi 1,67 juta ton. Alhasil, peningkatan ekspor yang sebesar 22,4% menjadi tak dapat menguras stok minyak sawit cukup banyak.
Padahal sebelumnya, sebuah survei yang dilakukan oleh Reuters memprediksi stok akan berada di posisi 2,85 juta ton, atau terendah dalam 5 bulan. Sontak pelaku pasar pun kecewa. Jelas saja, kenyataan ternyata tak seindah yang dibayangkan.
"Pelaku pasar sebelumnya bullish karena prediksi yang positif, namun bagi saya data resmi [MPOB] bearish karena produksi diharapkan lebih rendah," ujar pialang yang berbasis di Kuala Lumpur, mengutip Reuters.
Aksi jual pun menjadi hal yang tak dapat dihindari. Maklum, kebanyakan investor tak mau menjadi yang terakhir menjual barang yang berpotensi terkoreksi. Dampaknya, harga CPO mau tak mau harus rela melemah.
Pada pukul 14:45 WIB, harga CPO kontrak Juni di Bursa Malaysia Derivatives Exchange amblas hingga 1,18% ke posisi MYR 2.186/ton. Koreksi harga terjadi setelah sehari sebelumnya sempat ditutup menguat 0,55%.
Pada posisi tersebut, penguatan harga CPO sejak awal tahun menipis hingga 3,06% dari posisi kemarin yang sebesar 4,29%.
Harga minyak kedelai kontrak Mei di bursa Chicago Board of Trade (CBOT) yang melemah 0,5% juga memberikan tekanan pada harga CPO hari ini.
Sebab minyak kedelai merupakan saingan minyak sawit di pasar minyak nabati global. Pergerakan harga keduanya akan memberikan tarikan yang berkorelasi positif.
Akan tetapi setidaknya bulan Ramadhan yang jatuh pada awal Mei berpeluang memberikan dorongan positif bagi CPO.
Itu bisa terjadi karena konsumsi minyak goreng (yang berasal dari sawit) biasanya meningkat pada bulan puasa. Maklum, jamuan buka puasa bersama kerap dilakukan sepanjang bulan Ramadhan.
Kini pelaku pasar masih menantikan data perkembangan ekspor sawit periode 1-10 April 2019 yang akan dibacakan oleh beberapa surveyor kargo juga pada sore hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/roy) Next Article Top Banget! Harga CPO Melesat Dekati Rp 1,04 juta/ton
Inventori minyak sawit Malaysia per akhir Maret 2019 ternyata hanya turun sebesar 142.000 ton menjadi 2,91 juta ton berdasarkan rilis data yang dilakukan oleh Malaysia Palm Oil Board (MPOB) pada hari Rabu (10/4/2019).
Hal tersebut terjadi karena produksi yang meningkat sebesar 8,3% menjadi 1,67 juta ton. Alhasil, peningkatan ekspor yang sebesar 22,4% menjadi tak dapat menguras stok minyak sawit cukup banyak.
"Pelaku pasar sebelumnya bullish karena prediksi yang positif, namun bagi saya data resmi [MPOB] bearish karena produksi diharapkan lebih rendah," ujar pialang yang berbasis di Kuala Lumpur, mengutip Reuters.
Aksi jual pun menjadi hal yang tak dapat dihindari. Maklum, kebanyakan investor tak mau menjadi yang terakhir menjual barang yang berpotensi terkoreksi. Dampaknya, harga CPO mau tak mau harus rela melemah.
Pada pukul 14:45 WIB, harga CPO kontrak Juni di Bursa Malaysia Derivatives Exchange amblas hingga 1,18% ke posisi MYR 2.186/ton. Koreksi harga terjadi setelah sehari sebelumnya sempat ditutup menguat 0,55%.
Pada posisi tersebut, penguatan harga CPO sejak awal tahun menipis hingga 3,06% dari posisi kemarin yang sebesar 4,29%.
Harga minyak kedelai kontrak Mei di bursa Chicago Board of Trade (CBOT) yang melemah 0,5% juga memberikan tekanan pada harga CPO hari ini.
Sebab minyak kedelai merupakan saingan minyak sawit di pasar minyak nabati global. Pergerakan harga keduanya akan memberikan tarikan yang berkorelasi positif.
Akan tetapi setidaknya bulan Ramadhan yang jatuh pada awal Mei berpeluang memberikan dorongan positif bagi CPO.
Itu bisa terjadi karena konsumsi minyak goreng (yang berasal dari sawit) biasanya meningkat pada bulan puasa. Maklum, jamuan buka puasa bersama kerap dilakukan sepanjang bulan Ramadhan.
Kini pelaku pasar masih menantikan data perkembangan ekspor sawit periode 1-10 April 2019 yang akan dibacakan oleh beberapa surveyor kargo juga pada sore hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/roy) Next Article Top Banget! Harga CPO Melesat Dekati Rp 1,04 juta/ton
Most Popular