
Bolt Bikin First Media Rugi Hingga Rp 3,5 T
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
04 April 2019 15:42

Jakarta, CNBC Indonesia - PT First Media Tbk (KBLV) perusahaan penyedia layanan televisi berbayar lewat jaringan kabel dan juga provider layanan internet kembali mencatatkan kerugian di tahun 2018. Ini berarti sudah 4 tahun berturut bottom line perusahaan selalu negatif.
Tahun lalu, kerugian yang dikantongi perusahaan bertambah menjadi Rp 3,5 triliun dari tahun sebelumnya (2017) yang hanya di kisaran Rp 1,1 triliun.
Momok rugi bandar yang dialami oleh First Media adalah karena keputusan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang mencabut izin penggunaan frekuensi radio 2,3 Ghz yang selama ini digunakan oleh perusahaan dana anak usahanya, yaitu PT Internux.
PT Internux, merupakan anak usaha KBLV, yang mengoperasikan merek BOLT 4G LTE. Beberapa waktu lalu, Kominfo mencabu izin frekuensi radio tersebut karena tidak membayar izin frekuensi. Akhirnya PT Internux resmi menghentikan operasinya.
Alhasil, beban usaha KBLV meroket 154,37% YoY menjadi Rp 3,31 triliun dari yang sebelumnya Rp 1,3 triliun, dimana mayoritas beban tambahan berasal dari beban penurunan nilai aset, beban penurunan nilai piutang, kerugian penurunan revaluasi aset, dan kerugian penjualan saham entitas asosiasi.
Perinciannya adalah beban penurunan nilai aset tercatat senilai Rp 624,36 miliar, beban penurunan nilai piutang pihak berelasi sebesar Rp 452,09 miliar, kerugian revaluasi aset sebesar Rp 252,93 miliar, dan terakhir rugi penjualan saham senilai Rp 505,15 miliar.
Perolehan penjualan perusahaan gagal menekan tingginya beban yang muncul karena pencabutan penggunaan frekuensi terebut.
Pasalnya, total penjualan perusahaan anjlok 8,27% YoY menjadi hanya Rp 901,22 miliar dari yang sebelumnya Rp 982,46 miliar. Penurunan ini terutama dikarenakan penjualan perangkat komunikasi turun 53% YoY, dari Rp 87,25 miliar menjadi hanya Rp 41,01 miliar.
Lebih Lanjut, total aset di akhir periode 2018 anjlok 42,3% YoY menjadi Rp 6,98 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 12,09 triliun. Dimana aset lancar perusahaan tercatat Rp 221,91 miliar, sedangkan aset tidak lancar senilai Rp 6,75 triliun.
Liabilitas perseroan pada 2018 juga terkoreksi 11,63% YoY menjadi Rp 5,67 triliun, dari akhir 2017 yang sebesar Rp 6,42 triliun. Dengan liabilitas jangka pendek senilai Rp 4,03 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp 1,64 triliun
Sementara nilai ekuitas di periode tersebut tercatat mencapai Rp 1,3 triliun.
Kemkominfo Cabut Izin Frekuensi Bolt
[Gambas:Video CNBC]
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Tak Ngaruh Izin Dicabut, Saham First Media Terbang 21%
Tahun lalu, kerugian yang dikantongi perusahaan bertambah menjadi Rp 3,5 triliun dari tahun sebelumnya (2017) yang hanya di kisaran Rp 1,1 triliun.
Momok rugi bandar yang dialami oleh First Media adalah karena keputusan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang mencabut izin penggunaan frekuensi radio 2,3 Ghz yang selama ini digunakan oleh perusahaan dana anak usahanya, yaitu PT Internux.
PT Internux, merupakan anak usaha KBLV, yang mengoperasikan merek BOLT 4G LTE. Beberapa waktu lalu, Kominfo mencabu izin frekuensi radio tersebut karena tidak membayar izin frekuensi. Akhirnya PT Internux resmi menghentikan operasinya.
Perinciannya adalah beban penurunan nilai aset tercatat senilai Rp 624,36 miliar, beban penurunan nilai piutang pihak berelasi sebesar Rp 452,09 miliar, kerugian revaluasi aset sebesar Rp 252,93 miliar, dan terakhir rugi penjualan saham senilai Rp 505,15 miliar.
Perolehan penjualan perusahaan gagal menekan tingginya beban yang muncul karena pencabutan penggunaan frekuensi terebut.
Pasalnya, total penjualan perusahaan anjlok 8,27% YoY menjadi hanya Rp 901,22 miliar dari yang sebelumnya Rp 982,46 miliar. Penurunan ini terutama dikarenakan penjualan perangkat komunikasi turun 53% YoY, dari Rp 87,25 miliar menjadi hanya Rp 41,01 miliar.
Lebih Lanjut, total aset di akhir periode 2018 anjlok 42,3% YoY menjadi Rp 6,98 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 12,09 triliun. Dimana aset lancar perusahaan tercatat Rp 221,91 miliar, sedangkan aset tidak lancar senilai Rp 6,75 triliun.
Liabilitas perseroan pada 2018 juga terkoreksi 11,63% YoY menjadi Rp 5,67 triliun, dari akhir 2017 yang sebesar Rp 6,42 triliun. Dengan liabilitas jangka pendek senilai Rp 4,03 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp 1,64 triliun
Sementara nilai ekuitas di periode tersebut tercatat mencapai Rp 1,3 triliun.
Kemkominfo Cabut Izin Frekuensi Bolt
[Gambas:Video CNBC]
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Tak Ngaruh Izin Dicabut, Saham First Media Terbang 21%
Most Popular