'Ekonomi Indonesia Kuat, Jadi Modal Hadapi Situasi Global'

Iswari Anggit Pramesti, CNBC Indonesia
02 April 2019 17:41
Gejolak ekonomi dunia masih tidak menentu. Negara berkembang atau emerging markets seperti Indonesia harus mampu menjaga kestabilan ekonomi.
Foto: Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara dalam acara Seminar Nasional: Sinergi untuk Ketahanan dan Pertumbuhan (CNBC Indonesia/Lidya Julita S)
Jakarta, CNBC Indonesai - Gejolak ekonomi dunia masih tidak menentu. Negara berkembang atau emerging markets seperti Indonesia harus mampu menjaga kestabilan ekonomi.

Hal ini menjadi dasar untuk menghadapi gejolak tersebut. 'Punishment' pasar cukup berat jika Indonesia tak mampu menjaga stabilitas sistem keuangan dan politik tentunya, seperti Turki.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengungkapkan, situasi global saat ini yang cukup mengganggu emerging markets adalah normalisasi kebijakan suku bunga bank sentral AS dan perang dagang.

"Jadi bagi negara-negara emerging markets yang pengelolaan ekonomi makronya bagus salah satunya seperti Indonesia, prudent-lah, dengan inflasi yang rendah, dengan CAD [Current Account Deficit/CAD] yang terkendali," katanya saat ditemui di SCBD, Selasa (2/4/2019).



CAD, menurut Mirza tengah diusahakan dikerek ke bawah di kisaran 2,5%. Selain itu, defisit APBN bisa dijaga di bawah 2%. Hal ini menjadi modal bagi investor.

"Sehingga investor sudah bisa membedakan antara negara yang memang secara global iklimnya mendukung negara berkembang. Jadi emerging markets yang ekonomi makronya bagus ya kondisi pasar keuangannya diuntungkan. Sedangkan emerging markets yang kondisi makro dan politiknya tidak bagus ya salah satunya Turki. Jadi investor sudah bisa membedakan."

Lebih jauh Mirza menekankan, ada tiga faktor yang difokuskan BI dalam menentukan langkah kebijakan moneternya. Pertama, adalah suku bunga bank sentral AS. "Sekarang probability-nya dicut di 2020 sudah 70%," tutur Mirza.

Kemudian yang kedua adalah inflasi. Di mana pada 2015-2018 inflasi terus terjaga. "Pada 2019, Insyallah tetap dijaga 3%. Dan ketiga, CAD."

"Di kuartal I-2019, CAD bisa lebih baik dari kuartal IV-2018 lalu."





(dru) Next Article Corona Berlanjut, Bunga Acuan BI Bisa Turun 50 bps Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular