
Data Inflasi Memang Oke, Tapi Gagal Selamatkan IHSG
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
01 April 2019 13:05

Dari dalam negeri, rilis angka inflasi periode Maret 2019 yang terbilang oke tak mampu menyelamatkan IHSG.
Sekitar sejam sebelum perdagangan sesi 1 berakhir, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa terjadi inflasi sebesar 0,11% secara bulanan pada bulan lalu, tak jauh berbeda dengan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yakni 0,12%.
Sejatinya, inflasi yang berada di bawah ekspektasi bisa diinterpretasikan sebagai bukti dari lemahnya daya beli masyarakat Indonesia.
Namun, lemahnya inflasi pada bulan Maret disebabkan oleh harga bahan makanan yang relatif terjaga.
Pos bahan makanan membukukan deflasi tipis sebesar 0,01% dan menjadi satu-satunya yang membukukan penurunan harga. Sementara itu, enam pos pembentuk inflasi lainnya membukukan kenaikan harga.
Lantas, secara keseluruhan investor melihat bahwa daya beli masyarakat Indonesia masih kuat.
Penurunan tingkat harga pada kelompok bahan makanan lebih disebabkan oleh berlimpahnya pasokan mengingat Indonesia memasuki musim panen pada bulan lalu.
Per akhir sesi 1, indeks sektor barang konsumsi membukukan penguatan sebesar 0,18%.
Saham-saham barang konsumsi yang diburu investor di antaranya: PT Kimia Farma Tbk/KAEF (+2,53%), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (+1,07%), dan PT Multi Bintang Indonesia Tbk/MLBI (+0,4%).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas)
Sekitar sejam sebelum perdagangan sesi 1 berakhir, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa terjadi inflasi sebesar 0,11% secara bulanan pada bulan lalu, tak jauh berbeda dengan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yakni 0,12%.
Sejatinya, inflasi yang berada di bawah ekspektasi bisa diinterpretasikan sebagai bukti dari lemahnya daya beli masyarakat Indonesia.
Namun, lemahnya inflasi pada bulan Maret disebabkan oleh harga bahan makanan yang relatif terjaga.
Pos bahan makanan membukukan deflasi tipis sebesar 0,01% dan menjadi satu-satunya yang membukukan penurunan harga. Sementara itu, enam pos pembentuk inflasi lainnya membukukan kenaikan harga.
Lantas, secara keseluruhan investor melihat bahwa daya beli masyarakat Indonesia masih kuat.
Penurunan tingkat harga pada kelompok bahan makanan lebih disebabkan oleh berlimpahnya pasokan mengingat Indonesia memasuki musim panen pada bulan lalu.
Per akhir sesi 1, indeks sektor barang konsumsi membukukan penguatan sebesar 0,18%.
Saham-saham barang konsumsi yang diburu investor di antaranya: PT Kimia Farma Tbk/KAEF (+2,53%), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (+1,07%), dan PT Multi Bintang Indonesia Tbk/MLBI (+0,4%).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular