Turki Jatuh ke Resesi Teknikal, Maksudnya Apa?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 March 2019 19:00
Inflasi Meroket, Daya Beli Tercekik
Ilustrasi Lira Turki (REUTERS/Murad Sezer)
Depresiasi kurs yang gila-gilaan itu membuat inflasi Turki meroket. Pada 2018, inflasi Turki mencapai 20%, tertinggi sejak 2003. 



Turki bukan negara maju seperti Jepang, Jerman, atau Prancis yang mencari inflasi. Bagi negara berkembang seperti Turki (bisa juga diterapkan untuk kasus Indonesia), inflasi tinggi adalah khittah yang tak terpisahkan seiring perekonomian yang masih mencari bentuk menuju kondisi ideal.  

Oleh karena itu, inflasi yang rendah dan stabil adalah dambaan bagi Turki dan negara-negara berkembang lainnya. Inflasi tinggi menandakan daya beli yang tercekik karena harga naik gila-gilaan. 

Pada kuartal IV-2018, konsumsi rumah tangga di Turki mengalami kontraksi dalam yang mencapai 8,9% YoY. Jauh memburuk dibandingkan kuartal sebelumnya yang masih tumbuh tipis 0,8% YoY. 

Sepanjang 2018, konsumsi rumah tangga hanya mampu tumbuh 1,1%. Juga jauh melambat dibandingkan 2017 yang bisa tumbuh 6,1%. Konsumsi rumah tangga menyumbang 57,6% sehingga ketika pos ini bermasalah maka Produk Domestik Bruto (PDB) secara keseluruhan akan kena getahnya.

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/wed)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular