
Laba Bersih Adaro Turun 13,5% Jadi Rp 5,8 T di 2018
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
04 March 2019 21:17

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Adaro Energy Tbk (ADRO) merilis laporan keuangan konsolidasi untuk kinerja selama 2018. Adaro mencatat penurunan laba bersih sebanyak 13,5% dibanding 2017.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, laba bersih Adaro di 2018 mencapai US$ 417 juta atau setara Rp 5,8 triliun. Laba tersebut turun 13,5% dibanding 2017 yang mencapai US$ 483 juta.
Dari sisi pendapatan, sebenarnya perusahaan mencatat kenaikan cukup banyak dari US$ 3,2 miliar di 2017 jadi US$ 3,6 miliar. Namun, dari sisi beban juga tercatat kenaikan signifikan terutama untuk beban lain-lain.
Di 2017, beban lain-lain perusahaan hanya US$ 6 juta dan langsung meroket ke US$ 124 juta di 2018.
Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan perusahaan dari sisi produksi fokus mencapai target dan efisiensi operasional. "Kami mencatat pertumbuhan produksi, mempertahankan marjin yang tinggi dan melaksanakan strategi untuk pertumbuhan jangka panjang," ujar Garibaldi dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/3/2019).
Sepanjang 2018, Adaro juga mencatat setoran royalti ke pemerintah yang naik 9% dibanding 2017 lalu, jadi US$ 378 juta di 2018. Begitu juga dengan setoran pajak penghasilan badan yang terkumpul US$ 343 juta di 2018.
Simak paparan Boy Thohir yang fokus cost efisiensi di 2019 di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus/dob) Next Article Demi Akuisisi Kestrel, Adaro Korbankan Pertumbuhan Laba
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, laba bersih Adaro di 2018 mencapai US$ 417 juta atau setara Rp 5,8 triliun. Laba tersebut turun 13,5% dibanding 2017 yang mencapai US$ 483 juta.
Di 2017, beban lain-lain perusahaan hanya US$ 6 juta dan langsung meroket ke US$ 124 juta di 2018.
Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan perusahaan dari sisi produksi fokus mencapai target dan efisiensi operasional. "Kami mencatat pertumbuhan produksi, mempertahankan marjin yang tinggi dan melaksanakan strategi untuk pertumbuhan jangka panjang," ujar Garibaldi dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/3/2019).
Sepanjang 2018, Adaro juga mencatat setoran royalti ke pemerintah yang naik 9% dibanding 2017 lalu, jadi US$ 378 juta di 2018. Begitu juga dengan setoran pajak penghasilan badan yang terkumpul US$ 343 juta di 2018.
Simak paparan Boy Thohir yang fokus cost efisiensi di 2019 di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus/dob) Next Article Demi Akuisisi Kestrel, Adaro Korbankan Pertumbuhan Laba
Most Popular