Ini Pemicu IHSG Loyo Sendirian di Regional

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
04 March 2019 13:15
Rupiah Loyo, Investor Asing Lanjutkan Profit Taking
Foto: Kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Sayang, aksi ambil untung yang dilakukan investor asing membuat IHSG tak bisa memanfaatkan momentum yang ada. Hingga akhir sesi 1, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 173,3 miliar di pasar saham tanah air. Jika bertahan hingga akhir perdagangan, maka investor asing akan membukukan jual bersih selama 3 hari berturut-turut.

Pelemahan rupiah membuat investor asing terus melakukan aksi ambil untung. Hingga siang hari, rupiah melemah 0,07% di pasar spot ke level Rp 14.120/dolar AS.


Kenaikan harga minyak mentah dunia menjadi momok bagi rupiah. Hingga siang hari, harga minyak mentah WTI kontrak pengiriman bulan April menguat 0,48% ke level US$ 56,07/barel, sementara minyak Brent kontrak pengiriman bulan yang sama naik 0,4% ke level US$ 65,33/barel.

Kenaikan harga minyak mentah dunia tentu menjadi kabar buruk bagi rupiah karena dapat membuat defisit perdagangan migas yang kerap menjadi biang kerok bengkaknya defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) menjadi melebar.

Sebagai informasi, belum lama ini CAD periode kuartal-IV 2018 diumumkan senilai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari PDB, naik dari capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,37% dari PDB. CAD pada kuartal-IV 2018 merupakan yang terparah sejak kuartal-II 2014.



Ruang bagi investor asing untuk melakukan ambil untung sejatinya memang terbilang masih besar. Sepanjang tahun ini (hingga penutupan perdagangan hari Jumat, 1/3/2019), investor asing telah membukukan beli bersih senilai Rp 9,96 triliun dan IHSG telah menguat sebesar 4,93% dalam periode tersebut.

Adapun 5 besar saham yang dilepas investor asing adalah: PT Astra International Tbk/ASII (Rp 58,1 miliar), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 46,5 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 44,3 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 11,4 miliar), dan PT Bumi Resources Tbk/BUMI (Rp 10,6 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ank/tas)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular