Asing Kabur, IHSG Memerah Meski Bursa Regional Hijau

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 January 2020 10:20
Asing Kabur, IHSG Memerah Meski Bursa Regional Hijau
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan terakhir di pekan ini, Jumat (17/1/2020), di zona hijau.

Pada pembukaan perdagangan, IHSG menguat 0,12% ke level 6.293,78. IHSG kemudian terus memperlebar penguatannya. Titik tertinggi IHSG pada hari ini berada di level 6.301,49, mengimplikasikan apresiasi sebesar 0,25% jika dibandingkan dengan posisi pada penutupan perdagangan kemarin, Kamis (16/1/2020).

Namun, kini IHSG justru berada di zona merah. Hingga pukul 10:10 WIB, IHSG melemah 0,21% ke level 6.272,61.


IHSG melemah kala seluruh bursa saham utama kawasan Asia sedang kompak melaju di zona hijau. Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei terapresiasi 0,55%, indeks Shanghai menguat 0,45%, indeks Hang Seng naik 0,41%, indeks Straits Times terkerek 0,04%, dan indeks Kospi bertambah 0,41%.

Bursa saham Asia berhasil mengekor bursa saham AS alias Wall Street yang mencetak rekor pada perdagangan kemarin. Pada penutupan perdagangan kemarin, indeks Dow Jones naik 0,92%, indeks S&P 500 menguat 0,84%, dan indeks Nasdaq Composite terapresiasi 1,06%. Ketiga indeks saham acuan di AS tersebut ditutup di level tertinggi sepanjang masa.

Formalisasi kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China masih menjadi sentimen positif yang memantik aksi beli di bursa saham AS. Pada hari Rabu waktu setempat (15/1/2020), AS dan China menandatangani kesepakatan dagang tahap satu di Gedung Putih, AS.

Dari pihak AS, penandatanganan dilakukan langsung oleh Presiden Donald Trump, sementara pihak China mengirim Wakil Perdana Menteri Liu He.

Asing Kabur, IHSG Memerah Meski Bursa Regional MenghijauFoto: Presiden Donald Trump di acara penandatanganan perjanjian perdagangan dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He. (AP Photo/Evan Vucci)


Sesuai dengan yang diumumkan oleh Trump pada bulan Desember, melalui kesepakatan dagang tahap satu AS akan memangkas bea masuk sebesar 15% terhadap produk impor asal China senilai US$ 120 miliar menjadi setengahnya atau 7,5%.

Sebelumnya, AS telah membatalkan rencana untuk mengenakan bea masuk tambahan terhadap produk impor asal China pada tanggal 15 Desember. Untuk diketahui, nilai produk impor asal China yang akan terdampak oleh kebijakan ini sejatinya mencapai US$ 160 miliar.

Lebih lanjut, kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China memasukkan komitmen dari China untuk membeli produk asal AS senilai US$ 200 miliar dalam kurun waktu dua tahun.


Kemudian, kesepakatan dagang tahap satu AS-China juga akan membereskan komplain dari AS terkait pencurian hak kekayaan intelektual dan transfer teknologi secara paksa yang sering dialami oleh perusahaan-perusahaan asal Negeri Paman Sam.

Lebih lanjut, sentimen positif bagi bursa saham Asia datang dari rilis data pertumbuhan ekonomi China periode kuartal IV-2019. Sepanjang tiga bulan terakhir tahun 2019, perekonomian China tercatat tumbuh sebesar 6% secara tahunan, sesuai dengan konsensus yang dihimpun oleh Reuters.

Sejauh ini, China masih merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar kedua di dunia. Jika perekonomian China tumbuh relatif tinggi, tentu pertumbuhan perekonomian dunia juga akan berada di level yang relatif tinggi.

[Gambas:Video CNBC]



Aksi jual yang dilakukan oleh investor asing menjadi faktor yang membebani kinerja IHSG. Melansir RTI, hingga berita ini diturunkan investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 35,4 miliar di pasar reguler.

Investor asing masih melakukan aksi jual di pasar reguler pasca sudah melakukan aksi beli dengan intensitas yang besar pada sembilan hari perdagangan pertama di tahun 2020 (2-14 Januari). Dalam periode 2-14 Januari 2020, investor asing tercatat membukukan beli bersih senilai Rp 2 triliun di pasar reguler.

Pada perdagangan hari Rabu, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 16,5 miliar, disusul oleh jual bersih senilai Rp 831,9 miliar pada perdagangan kemarin. Pada hari ini, aksi jual belum berhenti dilakukan oleh investor asing. Ini artinya, investor asing sudah melakukan jual bersih di pasar reguler selama tiga hari beruntun.


Dalam periode 2-14 Januari 2020, aksi beli gencar dilakukan investor asing di pasar saham Tanah Air seiring dengan apresiasi signifikan yang dibukukan oleh rupiah. Dalam periode tersebut, rupiah menguat hingga 1,55% melawan dolar AS di pasar spot.

Ketika rupiah menguat dengan signifikan seperti itu, investor asing berpotensi untuk meraup keuntungan dari selisih kurs, bukan hanya keuntungan dari apresiasi harga saham.

Kini, menyusul derasnya aksi beli yang sudah mereka lakukan, investor asing memilih untuk menahan diri dan justru melakukan aksi jual.

Aksi jual yang terus saja dilakukan investor asing kemudian menjadi faktor yang membuat IHSG harus terpuruk di zona merah kala bursa regional sedang nyaman menghijau.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular