
Sudah 5 Hari Perdagangan Harga CPO Terus Merosot
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
01 March 2019 08:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) kontrak Mei di Bursa Malaysia Derivatives Exchange pada penutupan perdagangan kemarin (28/2/2019) ditutup melemah 0,52% ke level MYR 2.121/ton.
Merosotnya harga CPO yang terjadi kemarin merupakan hari yang ke-5 secara beruntun. Bahkan di tengah sesi perdagangan, harga CPO sempat menyentuh posisi MYR 2.115 yang merupakan titik terendah dalam 2 bulan.
Dengan begini, harga salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia ini sudah terpangkas 6,32% selama sepekan (point-to-point).
"Fundamental [pasokan-permintaan] sawit masih menjadi faktor utama, ekspor lesu dan stok tinggi," ujar pelaku pasar yang berbasis di Kuala Lumpur, mengutip Reuters.
Tiga surveyor kargo (Intertek Testing Services, AmSpec Agri Malaysia, dan Societe Generale de Surveillance) melaporkan bahwa ekspor minyak sawit Malaysia di bulan Februari turun pada kisaran 14,5% - 15,3% dibanding bulan sebelumnya.
Inventori minyak sawit di Malaysia memang tercatat turun 6,7% secara month-to-month menjadi tinggal 3 juta ton, namun masih mendekati level paling tinggi sejak hampir dua dekade.
Tingginya stok minyak sawit di saat permintaan tumbuh melambat, tentu akan membuat keseimbangan fundamental di pasar menjadi timpang. Harga pun mendapat tekanan.
Namun setidaknya harga minyak kedelai di pasar Chicago yang naik 0,3% kemarin bisa memberikan sokongan yang menahan pelemahan harga CPO lebih dalam.
Sebagai informasi, harga minyak kedelai dan minyak sawit akan saling mempengaruhi karena merupakan produk substitusi.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/prm) Next Article Ada Kabar Buruk dari Malaysia, CPO Berpotensi Tertekan Besok
Merosotnya harga CPO yang terjadi kemarin merupakan hari yang ke-5 secara beruntun. Bahkan di tengah sesi perdagangan, harga CPO sempat menyentuh posisi MYR 2.115 yang merupakan titik terendah dalam 2 bulan.
Dengan begini, harga salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia ini sudah terpangkas 6,32% selama sepekan (point-to-point).
"Fundamental [pasokan-permintaan] sawit masih menjadi faktor utama, ekspor lesu dan stok tinggi," ujar pelaku pasar yang berbasis di Kuala Lumpur, mengutip Reuters.
Tiga surveyor kargo (Intertek Testing Services, AmSpec Agri Malaysia, dan Societe Generale de Surveillance) melaporkan bahwa ekspor minyak sawit Malaysia di bulan Februari turun pada kisaran 14,5% - 15,3% dibanding bulan sebelumnya.
Inventori minyak sawit di Malaysia memang tercatat turun 6,7% secara month-to-month menjadi tinggal 3 juta ton, namun masih mendekati level paling tinggi sejak hampir dua dekade.
Tingginya stok minyak sawit di saat permintaan tumbuh melambat, tentu akan membuat keseimbangan fundamental di pasar menjadi timpang. Harga pun mendapat tekanan.
Namun setidaknya harga minyak kedelai di pasar Chicago yang naik 0,3% kemarin bisa memberikan sokongan yang menahan pelemahan harga CPO lebih dalam.
Sebagai informasi, harga minyak kedelai dan minyak sawit akan saling mempengaruhi karena merupakan produk substitusi.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/prm) Next Article Ada Kabar Buruk dari Malaysia, CPO Berpotensi Tertekan Besok
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular