Ada Kabar Buruk dari Malaysia, CPO Berpotensi Tertekan Besok

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
20 August 2020 14:45
FILE PHOTO: A worker collects palm oil fruit inside a palm oil factory in Sepang, outside Kuala Lumpur in this June 18, 2014 file photo.  REUTERS/Samsul Said
Foto: REUTERS/Samsul Said

Jakarta, CNBC Indonesia - Hari ini Malaysia dan Indonesia memperingati tahun baru Islam sehingga bursa saham dan komoditasnya libur. Namun sebelum libur, harga minyak sawit mentah (CPO) Negeri Jiran kemarin ditutup menguat.

Pada perdagangan Rabu (19/8/2020) ditutup menguat 1% ke RM 2.739/ton. Besok Bursa Malaysia Derivatif Exchange akan kembali buka dan perdagangan kontrak CPO pengiriman November akan dimulai lagi.

Namun, sebelum kembali diperdagangkan besok, ada kabar buruk yang datang dari Malaysia hari ini. Data ekspor minyak sawit Malaysia bisa terbilang buruk. Ini akan jadi sentimen pemberat untuk harga CPO pada perdagangan besok. 

AmSpec Agri melaporkan ekspor minyak sawit Malaysia pada periode 1-20 Agustus 2020 mengalami penurunan 20,9% dari bulan sebelumnya. Ekspor minyak nabati Malaysia pada 20 hari pertama bulan ini tercatat mencapai 925.083 ton atau turun dari periode yang sama bulan lalu di angka 1.170.709 ton. 

Sementara itu survei lain yang dipublikasikan oleh Intertek Testing Services (ITS) menunjukkan ekspor menurun hingga 18,2% dibanding bulan Juli. Ekspor turun menjadi 946.338 ton dari sebelumnya 1.157.020 ton. 

Ekspor CPO dan berbagai minyak olahannya tercatat anjlok signifikan. Sementara untuk ekspor minyak inti sawit justru mengalami kenaikan. Namun secara volume ekspor minyak inti sawit ini masih jauh lebih rendah dibanding ekspor CPO dan olahannya yang lain.

Penurunan ekspor ini juga lebih rendah dibandingkan dengan penurunan ekspor yang terjadi pada 15 hari pertama bulan Agustus yang tercatat ambles hingga 16,5% dibanding periode yang sama bulan Juli.

Sentimen negatif lain yang juga berpotensi membuat harga CPO tertahan atau terpangkas besok adalah prospek output yang lebih tinggi karena memasuki musim puncak produksi sawit di Indonesia dan Negeri Jiran. 

Peningkatan output sementara ekspor sedang loyo berpotensi membuat stok minyak sawit meningkat dan dapat menekan harga. Hanya saja potensi kenaikan output ini juga dibayangi dengan kekurangan tenaga kerja di sektor perkebunan di Malaysia. 

Reuters melaporkan Negeri Jiran masih kekurangan 37.000 pekerja di sektor perkebunan kelapa sawit mengingat para pekerjanya berasal dari luar negeri. Pembatasan mobilitas akibat pandemi Covid-19 membuat Malaysia harus merekrut pekerja domestik yang juga penuh tantangan. 

Di sisi lain kekeringan panjang, penggunaan pupuk yang lebih rendah serta rentetan kejadian penurunan harga CPO beberapa tahun lalu telah membuat produksi RI anjlok 9% pada semester pertama tahun ini. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga CPO & Emas Kompak Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular