Duh! Harga CPO Kok Ambles di Bawah US$ 3.000, Ada Apa?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
23 September 2020 11:22
A worker unloads palm oil fruit bunches from a lorry inside a palm oil mill in Bahau, Negeri Sembilan, Malaysia January 30, 2019.  Picture taken January 30, 2019.  REUTERS/Lai Seng Sin
Foto: Kelapa sawit (REUTERS/Lai Seng Sin)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (CPO) Negeri Jiran kembali terkoreksi hari ini Rabu (23/9/2020) dan menjadi hari ketiga harga terpelanting secara beruntun. 

Pada 10.40 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Desember di Bursa Malaysia Derivatif Exchange turun 1,45% ke RM 2.914/ton. Koreksi harga CPO mengekor penurunan harga minyak nabati lainnya.

Minyak sawit berjangka Malaysia turun lebih dari 1% kemarin dan hari ini, mengikuti penurunan tajam harga minyak Dalian, sementara kekhawatiran pembatasan baru di Eropa untuk menahan lonjakan kasus Covid-19 juga menghantam pasar.

"Harga turun karena pelemahan global di pasar ekuitas dan kemungkinan lockdown di beberapa negara Eropa," kata seorang pedagang yang berbasis di Kuala Lumpur kepada Reuters. "Ada potensi pelemahan lebih lanjut jika penurunan global terus berlanjut."

Likuidasi posisi beli (long) karena harga melonjak 200 ringgit -250 ringgit (US$ 48,38) dalam dua minggu terakhir juga menjadi pemicu koreksi harga. Maklum banyak trader yang pasti ingin mencairkan cuannya setelah harga CPO meningkat secara signifikan.

Koreksi harga minyak sawit terjadi ketika permintaan ekspor yang kuat menjelang festival utama di China dan India.

Reuters melaporkan ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk tanggal 1-20 September naik 17,6% menjadi 1.047.269 ton dari bulan sebelumnya jika mengacu pada data surveyor kargo Societe Generale de Surveillance. 

Menurut Refinitiv Commodities Research, pengiriman dari Malaysia diperkirakan akan stabil hingga Oktober, dengan permintaan dari pembeli utama yaitu India yang kemungkinan meningkat menjelang festival Diwali.

Impor minyak sawit ke Uni Eropa dan Inggris pada musim 2020/21 yang dimulai pada 1 Juli mencapai 1,41 juta ton pada 20 September, naik dari 1,32 juta ton pada musim sebelumnya.

Sementara itu kontrak minyak kedelai yang paling aktif Dalian mengalami penurunan sebesar 3,08%, dan kontrak minyak sawitnya turun 4,31%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade turun 0,53%.

Penurunan harga minyak mentah yang terjadi hari ini akibat peningkatan stok minyak mentah di AS juga turut menjadi sentimen negatif bagi harga minyak nabati yang jadi komoditas unggulan RI dan Negeri Jiran ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Kabar Buruk dari Malaysia, CPO Berpotensi Tertekan Besok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular