
Bank Terbesar Kedua di Singapura Terpukul Perlambatan Ekonomi
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
22 February 2019 15:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Oversea-Chinese Banking Corp (OCBC) memperingatkan dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi setelah bank terbesar kedua di Singapura itu mencatatkan penurunan laba kuartalan 10% karena kinerja bisnis asuransi yang lemah.
Bank-bank Singapura bersiap untuk masa-masa yang lebih sulit setelah tiga tahun mencatatkan pertumbuhan pinjaman yang kuat. Perekonomian negara kota yang bergantung pada ekspor itu kini melambat, sebagian karena perang dagang antara China dan Amerika Serikat.
"Ke depan, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan melambat di tengah kekhawatiran berlanjutnya perdagangan dan ketegangan geopolitik, sentimen pasar dan investasi yang lemah, dan meningkatnya risiko kebijakan di negara maju," kata CEO OCBC Samuel Tsien dalam sebuah pernyataan, dilansir dari CNBC International, Jumat (22/02/2019).
Laba bersih OCBC Oktober-Desember mencapai SG$ 926 juta (Rp 9,6 triliun), dibandingkan SG$ 1,03 miliar pada tahun sebelumnya dan dibandingkan dengan perkiraan rata-rata empat analis sebesar SG$ 1,17 miliar, menurut data dari Refinitiv.
Hasil tersebut datang beberapa hari setelah bank besar lainnya, DBS Group Holdings, membukukan kenaikan laba kuartalan sebesar 8%, sesuai dengan ekspektasi pasar.
Pada Jumat, United Overseas Bank, bank terkecil yang listing di negara kota itu, melaporkan kenaikan laba kuartalan 7% menjadi SG$ 916 juta.
Saksikan video mengenai target pertumbuhan bisnis OCBC NISP berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Pendapatan Bunga Bersih Naik, Laba OCBC Cetak Rekor
Bank-bank Singapura bersiap untuk masa-masa yang lebih sulit setelah tiga tahun mencatatkan pertumbuhan pinjaman yang kuat. Perekonomian negara kota yang bergantung pada ekspor itu kini melambat, sebagian karena perang dagang antara China dan Amerika Serikat.
"Ke depan, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan melambat di tengah kekhawatiran berlanjutnya perdagangan dan ketegangan geopolitik, sentimen pasar dan investasi yang lemah, dan meningkatnya risiko kebijakan di negara maju," kata CEO OCBC Samuel Tsien dalam sebuah pernyataan, dilansir dari CNBC International, Jumat (22/02/2019).
Hasil tersebut datang beberapa hari setelah bank besar lainnya, DBS Group Holdings, membukukan kenaikan laba kuartalan sebesar 8%, sesuai dengan ekspektasi pasar.
Pada Jumat, United Overseas Bank, bank terkecil yang listing di negara kota itu, melaporkan kenaikan laba kuartalan 7% menjadi SG$ 916 juta.
Saksikan video mengenai target pertumbuhan bisnis OCBC NISP berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Pendapatan Bunga Bersih Naik, Laba OCBC Cetak Rekor
Most Popular