
Ada Utang Jatuh Tempo, OCBC NISP Bakal Rilis Obligasi
tahir saleh, CNBC Indonesia
20 February 2019 20:58

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) membuka peluang menerbitkan obligasi berkelanjutan pada tahun ini seiring dengan masih adanya jatah Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi III senilai maksimum Rp 8 triliun yang bisa diterbitkan setelah tahun lalu sudah dirilis sebesar Rp 1 triliun.
"Memang kami punya PUB, masih punya ruang [penerbitan lagi], mungkin sesuai kondisi pasar kami keluarkan lagi 2019 ini," kata Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja kepada Hera F. Harryn dalam talkshow Closing Bell CNBC TV Indonesia, Rabu (20/2/2019).
Pada tahun lalu, OCBC NISP sudah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2018 dengan total nilai Rp 1 triliun, terbagi atas Seri A Rp 655 miliar (jatuh tempo 16 Juli 2019), Seri B Rp 3 miliar (jatuh tempo 6 Juli 2020) dan Seri C Rp 342 miliar (jatuh tempo 6 Juli 2021).
Perseroan masih punya jatah untuk PUB Obligasi Berkelanjutan III. Pada 11 Februari lalu, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) juga menetapkan kembali peringkat AAA (triple A) terhadap Obligasi Berkelanjutan III Bank OCBC NISP senilai maksimum Rp 8 triliun.
Peringkat AAA tersebut diberikan berdasarkan data dan informasi dari perusahaan serta laporan keuangan audit per 31 Desember 2018. Peringkat tersebut berlaku untuk periode 11 Februari 2019 sampai dengan 1 Februari 2020. OCBC NISP punya waktu untuk menerbitkan obligasi ini dalam kurun waktu 2 tahun sejak efektifnya pernyataan pendaftaran pada 29 Juni 2018 sampai dengan 20 Juni 2020.
Jatuh tempo
Penerbitan obligasi bagi OCBC juga terbuka mengingat bank yang didirikan di Bandung tahun 1941 dengan nama Nederlandsch Indische Spaar en Deposito Bank ini masih punya obligasi jatuh tempo tahun ini.
Data Kustodian Sentral Efek Indonesia mencatat OCBC NISP punya utang obligasi jatuh tempo total mencapai Rp 2,44 triliun dari lima seri obligasi. Berikut daftarnya:
1. Obligasi Berkelanjutan II Tahap 4 Tahun 2018 Seri A, Rp 525 miliar, jatuh tempo 20 April 2019.
2. Obligasi Berkelanjutan II Tahap 2 Tahun 2017 Seri B, Rp 300 miliar, jatuh tempo 22 Agustus 2019
3. Obligasi Berkelanjutan II Tahap III Tahun 2017 Seri B, Rp 175 miliar, jatuh tempo 12 Desember 2019.
4. Obligasi berkelanjutan II Tahap I Tahun 2016 Seri C, Rp 783 miliar, jatuh tempo 11 Mei 2019
5. Obligasi Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2018 Seri A, Rp 655 miliar, jatuh tempo 16 Juli 2019
Salyadi Saputra, Direktur Utama Pefindo, mengatakan peringkat AAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Pefindo. "Kemampuan obligor untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang atas efek utang tersebut relatif dibandingkan dengan obligor Indonesia lainnya adalah superior," tulis Salyadi dalam keterangan resmi.
Tahun 2018, NISP membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 21% YoY (year on year) menjadi Rp 2,6 triliun dari Rp 2,2 triliun pada tahun 2017. Bank OCBC NISP membukukan total aset sebesar Rp173,6 triliun pada akhir tahun 2018 atau tumbuh 13% YoY.
"Kinerja positif Bank OCBC NISP sepanjang tahun 2018 yang terlihat pada pertumbuhan total aset, penyaluran kredit dan dana pihak ketiga di atas 10% ini merupakan hasil dari penguatan model bisnis dan transformasi yang dilakukan secara konsisten," ujar Parwati.
Simak penjelasan Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja soal rencana bisnis perusahaan.
[Gambas:Video CNBC]
(miq) Next Article Saat IHSG Ambles, Kok Saham Bank Ini Malah Ngacir?
"Memang kami punya PUB, masih punya ruang [penerbitan lagi], mungkin sesuai kondisi pasar kami keluarkan lagi 2019 ini," kata Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja kepada Hera F. Harryn dalam talkshow Closing Bell CNBC TV Indonesia, Rabu (20/2/2019).
Pada tahun lalu, OCBC NISP sudah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2018 dengan total nilai Rp 1 triliun, terbagi atas Seri A Rp 655 miliar (jatuh tempo 16 Juli 2019), Seri B Rp 3 miliar (jatuh tempo 6 Juli 2020) dan Seri C Rp 342 miliar (jatuh tempo 6 Juli 2021).
Perseroan masih punya jatah untuk PUB Obligasi Berkelanjutan III. Pada 11 Februari lalu, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) juga menetapkan kembali peringkat AAA (triple A) terhadap Obligasi Berkelanjutan III Bank OCBC NISP senilai maksimum Rp 8 triliun.
Peringkat AAA tersebut diberikan berdasarkan data dan informasi dari perusahaan serta laporan keuangan audit per 31 Desember 2018. Peringkat tersebut berlaku untuk periode 11 Februari 2019 sampai dengan 1 Februari 2020. OCBC NISP punya waktu untuk menerbitkan obligasi ini dalam kurun waktu 2 tahun sejak efektifnya pernyataan pendaftaran pada 29 Juni 2018 sampai dengan 20 Juni 2020.
Jatuh tempo
Penerbitan obligasi bagi OCBC juga terbuka mengingat bank yang didirikan di Bandung tahun 1941 dengan nama Nederlandsch Indische Spaar en Deposito Bank ini masih punya obligasi jatuh tempo tahun ini.
Data Kustodian Sentral Efek Indonesia mencatat OCBC NISP punya utang obligasi jatuh tempo total mencapai Rp 2,44 triliun dari lima seri obligasi. Berikut daftarnya:
1. Obligasi Berkelanjutan II Tahap 4 Tahun 2018 Seri A, Rp 525 miliar, jatuh tempo 20 April 2019.
2. Obligasi Berkelanjutan II Tahap 2 Tahun 2017 Seri B, Rp 300 miliar, jatuh tempo 22 Agustus 2019
3. Obligasi Berkelanjutan II Tahap III Tahun 2017 Seri B, Rp 175 miliar, jatuh tempo 12 Desember 2019.
4. Obligasi berkelanjutan II Tahap I Tahun 2016 Seri C, Rp 783 miliar, jatuh tempo 11 Mei 2019
5. Obligasi Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2018 Seri A, Rp 655 miliar, jatuh tempo 16 Juli 2019
Salyadi Saputra, Direktur Utama Pefindo, mengatakan peringkat AAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Pefindo. "Kemampuan obligor untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang atas efek utang tersebut relatif dibandingkan dengan obligor Indonesia lainnya adalah superior," tulis Salyadi dalam keterangan resmi.
Tahun 2018, NISP membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 21% YoY (year on year) menjadi Rp 2,6 triliun dari Rp 2,2 triliun pada tahun 2017. Bank OCBC NISP membukukan total aset sebesar Rp173,6 triliun pada akhir tahun 2018 atau tumbuh 13% YoY.
"Kinerja positif Bank OCBC NISP sepanjang tahun 2018 yang terlihat pada pertumbuhan total aset, penyaluran kredit dan dana pihak ketiga di atas 10% ini merupakan hasil dari penguatan model bisnis dan transformasi yang dilakukan secara konsisten," ujar Parwati.
Simak penjelasan Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja soal rencana bisnis perusahaan.
[Gambas:Video CNBC]
(miq) Next Article Saat IHSG Ambles, Kok Saham Bank Ini Malah Ngacir?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular