2021, OCBC NISP Naik Kelas Jadi Bank BUKU IV

tahir saleh, CNBC Indonesia
20 February 2019 17:38
PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) bertekad menjadi bank yang masuk kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 4IV
Foto: REUTERS/Edgar Su
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) bertekad menjadi bank yang masuk kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 4 atau dengan modal inti di atas Rp30 triliun pada 2021.

"Kami target tumbuh organik antara 10-15% baik pendapatan maupun laba bersih, 2021 bisa modal intinya sudah bisa di anggap BUKU 4," kata Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja kepada Hera F. Harryn dalam talkshow Closing Bell CNBC TV Indonesia, Rabu (20/2/2019).

Akhir Desember 2018, mengacu laporan keuangan NISP, modal inti (tier 1) perseroan yakni sebesar Rp 23,59 triliun, ditambah dengan modal pelengkap (tier 2) maka total modal regulasi Bank OCBC NISP mencapai Rp 25,04 triliun.

Dengan modal tersebut, bank ini masih masuk dalam BUKU III atau bank dengan modal inti Rp5 triliun hingga Rp30 triliun. Untuk masuk ke BUKU 4 atau dengan modal inti di atas Rp30 triliun, setidaknya OCBC membutuhkan dana sekitar Rp 5 triliun lebih.

Parwati menjelaskan strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja ialah efisiensi dan fokus pada segmen bisnis yang menjadi salah satu kekuatan perusahaan yakni usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Sepanjang tahun lalu, NISP 
membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 21% YoY (year on year) menjadi Rp 2,6 triliun dari Rp 2,2 triliun pada tahun 2017. Bank OCBC NISP membukukan total aset sebesar Rp173,6 triliun pada akhir tahun 2018 atau tumbuh 13% YoY.

"Kinerja positif Bank OCBC NISP sepanjang tahun 2018 yang terlihat pada pertumbuhan total aset, penyaluran kredit dan dana pihak ketiga di atas 10% ini merupakan hasil dari penguatan model bisnis dan transformasi yang dilakukan secara konsisten," ujar Parwati.

Sampai akhir tahun 2018, NISP mencatatkan dana pihak ketiga (DPK) Rp125,6 triliun, naik 11% Yoy dari Rp113,4 triliun pada akhir tahun 2017. Pertumbuhan DPK tersebut diimbangi dengan kenaikan penyaluran kredit, yang menjadi fungsi intermediasi Bank OCBC NISP.

Pertumbuhan kredit naik sebesar 11% YoY menjadi Rp 117,8 triliun (gross) pada akhir tahun 2018 dari Rp 106,3 triliun pada akhir tahun 2017. Adapun rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) di bawah ketentuan, yakni NPL gross sebesar 1,7% dan NPL nett sebesar 0,8%.

Simak ulasan tentang strategi Bank OCBC NISP bersama Parwati Surjaudaja.
[Gambas:Video CNBC]


(hps) Next Article Ada Utang Jatuh Tempo, OCBC NISP Bakal Rilis Obligasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular