
Analisis Teknikal
Produsen Jerman Optimistis, Euro Ungguli Dolar AS
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
20 February 2019 16:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang negara Kawasan Eropa atau euro (EUR) mulai kembali mengalami penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada, Rabu (20/2/2019) siang.
Mengutip data refinitiv, data producer prices index (PPI) Januari Jerman tumbuh 0,4%. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari konsensus pasar sebesar -0.2%. Hal ini berpotensi tetap menggairahkan mata uang euro karena angka PPI Jerman sebelumnya hanya -0,4%.
Apalagi dolar AS saat ini kurang bertenaga seiring dengan pernyataan satu per satu petinggi The Federal Reserves (the Fed) yang cenderung dovish alias kalem.
Setelah Presiden The Fed San Francisco Mary Daly, kali ini giliran Presiden The Fed New York John Williams yang berkomentar soal arah kebijakan moneter bank sentral AS ke depan.
Kepada Reuters, Williams mengatakan belum ada kebutuhan untuk menaikkan suku bunga acuan. Kecuali ada perubahan signifikan dalam proyeksi pertumbuhan ekonomi atau inflasi negeri adidaya itu.
Secara teknikal, berikut ulasan mata uang euro:
Melansir kuotasi pasar spot dari MetaTrader 4 yang merupakan penyedia platform transaksi foreign exchange (forex) terkemuka dunia, hingga berita ini dimuat EUR diperdagangkan di level 1.3424/dolar AS, menguat 0,02% dibandingkan posisi penutupan sebelumnya.
Secara teknikal, mata uang euro zone (EUR) mempunyai kecenderungan menguat dari dolar AS. EUR terlihat berada di atas rata-rata nilainya selama lima hari (moving average/MA5).
Ruang penguatannya cukup terbuka mengingat belum memasuki area jenuh belinya (overbought), menurut indikator teknikal bersifat momentum, stochastic slow.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(yam/tas) Next Article Jelang Voting Mosi Tidak Percaya PM Inggris, Dolar AS Terbang
Mengutip data refinitiv, data producer prices index (PPI) Januari Jerman tumbuh 0,4%. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari konsensus pasar sebesar -0.2%. Hal ini berpotensi tetap menggairahkan mata uang euro karena angka PPI Jerman sebelumnya hanya -0,4%.
Apalagi dolar AS saat ini kurang bertenaga seiring dengan pernyataan satu per satu petinggi The Federal Reserves (the Fed) yang cenderung dovish alias kalem.
Setelah Presiden The Fed San Francisco Mary Daly, kali ini giliran Presiden The Fed New York John Williams yang berkomentar soal arah kebijakan moneter bank sentral AS ke depan.
Kepada Reuters, Williams mengatakan belum ada kebutuhan untuk menaikkan suku bunga acuan. Kecuali ada perubahan signifikan dalam proyeksi pertumbuhan ekonomi atau inflasi negeri adidaya itu.
Secara teknikal, berikut ulasan mata uang euro:
Melansir kuotasi pasar spot dari MetaTrader 4 yang merupakan penyedia platform transaksi foreign exchange (forex) terkemuka dunia, hingga berita ini dimuat EUR diperdagangkan di level 1.3424/dolar AS, menguat 0,02% dibandingkan posisi penutupan sebelumnya.
![]() |
Ruang penguatannya cukup terbuka mengingat belum memasuki area jenuh belinya (overbought), menurut indikator teknikal bersifat momentum, stochastic slow.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(yam/tas) Next Article Jelang Voting Mosi Tidak Percaya PM Inggris, Dolar AS Terbang
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular